PENGENALAN LEAN SIX SIGMA

Pengenalan Lean Six Sigma- Six sigma awalnya di lakukan oleh Motorola pada tahum 1980-an yang dimotori oleh salah seorang engineer mereka yang bernama Bill Smith, sudah pasti pelopor ini mendapat dukungan penuh dari CEO nya yang bernama Bob Galvin, sehingga six sigma data berjalan dengan mulus di perusahaan Motorola.


Dengan menggunakan alat-alat statistik kemudian di mix dengan ilmu manajemen yang menggunakan matrik keuangan ROI (Return on Investment) yang dijadikan sebagai salah satu alat ukur dari perbaikan proses kualitas.


Konsep ini lalu dikembangkan oleh para ahli ialah Dr. Mikel Harry dan Richard Schroeder, sehigga metode tersebut menjadi sangat familier dan mendapat sambutan luas dari petinggi Motorola dan perusahaan lain.


Secara harfiah, Six Sigma (6σ) adalah suatu besaran yang bisa diterjemahkan sebagai sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat sebanyak 3.4 buah dalam satu juta produk ataupun jasa.


Artinya six sigma hanya memberikan kesempatan untuk produk yang cacat atau defect sebesar 0.00034%, karena six sigma berfokus kepada perbaikan kualitas sebuah produk, maka six sigma sangat erat berkaitan dengan Total Quality Management (TQM) dan Statistical Process Control (SPC). Six sigma sendiri merupakan metode yang sangat terstruktur, yang terdiri dari Define, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC).


Baca juga: Statistic Process Control (SPC) Pengertian, Tujuan dan Cara Implementasi


Sebenarnya konsep DMAIC ini juga tidak terlalu jauh dengan konsep lean manufacturing yang menggunakan strktur Plan, Do, Check dan Act atau Adjust (PDCA) pada pelaksanaan Toyota Production System (TPS).


Kesuksesan pelaksanaan dari six sigma juga ditentukan oleh adanya seorang fasilitator, dan fasilitator ini harus benar-benar memahami manajemen dan penggunaan statistic, dalam six sigma seorang fasilitator umum dissebut dengan black belt.


Seperti halnya ilmu bela diri taekwondo sabuk hitam adalah level yang tertinggi, dengan penguasaan ilmu bela diri dengan tingkat sangat mahir, begitu juga black belt dalam six sigma. Seorang bleck belt tidak akan memilki fungsi jika tidak ada tim pelaksana, dan sangat disarankan tim pelakssana ini terdiri dari anggota yang berasal dari berbagai departemen yang saling terkait (cross-functional team). Hal ini untuk memastikan bahwa setiap anggota mengusai setiap bidang ddan mewakili departemen-departemen mereka, karena dari perwakilan departemen tersebutlah segala sumber dan pengetahuan tentang proses akan tergabung menjadi satu dalam sebuah tim.




METODE DMAIC PADA SIX SIGMA

Define.

Pada tahap ini team pelaksana perbaikan secara terus menerus, harus mengidentifikasi permasalahan permasalah yang menjadi fakus utama dari pembentukkan tim pelaksana, kemudian tim tersebut harus mendefiniskan spesifikasi pelanggan serta menentukan tujuan dari perbaikan tersebut.


Tujuan ataupun pernyataan permasalahan bisa berupa pengurangan cacat ataupun pengurangan biaya,serta tim harus menentukan waktu penyelesaian terhadap permasalahan yang diangkat tadi.


Measure.

Untuk tahap ini tim harus memvalidasi permasalahan dengan memastikan apakah permaslahan tersebut benar terjadi dan bukan hanya berdasarkan laporan semata maupun hanya sekedar laporan saja, kemudian setelah memvalidasi permaslahan tersebut yang harus dilakukan oleh tim perbaikan tersebut adalah mengukur serta menganalisa permasalahan dari data yang didapatkan baik itu berupa data laporan yang kemudian data tersebut sudah di validasi kebenarannya.


Disinilah peran penting tim untuk melakukan observasi ketempat terjadinya permasalahan, dan jika diperlukan tim juga harus melakukan interview ke setiap anggota dan pengawas maupun supervisor departemen yang terkait dengan permasalahan yang coba diselesaikan oleh tim perbaikan.


Kesalahan yang paling fatal dalam melakukan validasi dan obeservasi maupun interview yang umumnya terjadi adalah dengan pertanyaan yang menyudutkan anggota maupun departemen tersebut, perlu di ingat bahwa perbaikan dilakukan bukan dengan tujuan menyalahkan individu maupun departemen tertentu, akan tetapi observasi dilakukan untuk lebih mendalami proses dan segala hal tentang permaslahan yang sedang diangkat.


Analyze.

Pada tahapan yang ini tim harus sudah dapat menentukan faktor-faktor yang paling mempengaruhi proses, dalam artian yang sederhana adalah tim sudah dapat mencari mencari satu ataupun beberapa faktor yang jika akar permasalahan tersebut diperbaiki, secara otomatis dapat berpengaruh terhadap perbaikan proses.


Lakukan analisa terhadap permasalahan tersebut dengan menggunakan analisa sebab dan akibat, kemudian tentukan penyebab terbesar yang mempengaruhi terjadinya permasalahan tersebut, dari penyebab terbesar tersebutlah diharapkan jika diperbaiki akan berdampak sangat besar terhadap permasalahan yang terjadi. Jika tim sudah menemukan penyebab terbesar terjadinya permasalahan tersebut, baiknya lakukan analisa lanjutan untuk menentukan inti akar permaslahan tersebut. Umumnya bisa menggunakan analisa why, why, yang artinya bertanya mengapa, mengapa dan mengapa.


Contoh dari analisa mengapa, mengapa dan mengapa atau umum disebut dengan analisa why, why atau analisa 5 why:
Analisa 5W


Analisa ini gunanya untuk menghindari jebakan “mengobati” gejala, menggali akar penyebab yang sebenarnya, serta merangsang tim melakukan perbaikan yang optimal.


Improve.

Untuk tahapan ini, tahapan dimana tim sudah menemukan akar dari permasalahan yang terjadi, kemudian setiap anggota tim berdiskusi unuk mengeluarkan ide-ide solusi dalam perbaikan, yang kemudian disepakati oleh setiap anggota tim kaizen.


Disinilah peran penting penentuan solusi terhadap perbaikan yang akan dilakukan, jika diperlukan lakukan percobaan terlebih dahulu, sebelum melakukan eksekusi perbaikan di area atau ruang lingkup terjadinya permasalahan tersebut.


Perlu diperhatikan saat melakukan percobaan dan ternyata hasilnya sangat sesuai dengan yang diharapkan, maka tim harus membuat prosedur standar kerja atau biasa disebut dengan SOP.


Control.

Dalam tahapan ini adalah tahapan tidak lanjut terhadap perbaikan yang telah di eksekusi, tidak lanjut ini bisa delakukan dengan pembuatan metric untuk memonitor perbaikan yang terjadi, serta akan memudahkan tim untuk melihat tren yang terjadi setelah perbaikan,apakah tren tersebut menurun atau meningkat.


Jika tren itu menurun / grafik menurun maka tim harus melakukan perbaikan kembali terhadap solusi tersebut.


ANALISA PENGGUNAAN GRAFIK PADA SIX SIGMA

Seperti yang ditulis diatas bahwa bahwa six sigma akan banyak menggunakan grafik ataupun statistik, berikut grafik yang umumnya digunaka dalam six sigma:


Diagram IPO (Input – Proses –Output).

IPO adalah diagram sederhana untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses kita, dalam lean manufacturing biasa umumnya digunakan pada analisa fishbone atau analisa tulang ikan, input atau masukkan dengan menggunakan faktor 6M yaitu Manpower atau faktor manusia, Method atau faktor metode maupun cara, Material atau faktor material, Measurement atau faktor pengukuran, Machine atau faktor peralatan, dan Mother nature atau faktor lingkungan. Sedangkan output biasanya dilihat dari segi biaya dengan harapan biaya tersebut bisa menjadi lebih murah, waktu dengan harapan proses dan penyelesaian sebuah proses tersebut memakan wktu lebih cepat dari sebelumnya serta kualitas dengan harapan kualitas yang dihasilkan menjadi kualitas yang lebih baik dan sesuai dengan harapan pelanggan.


Diagram alur proses.

Diagram ini digunakan untuk menunjukkan urutan suatu proses yang perlu dilakukan dalam suatu proses. Diagram ini penting sekali untuk menganalisa setiap aktivitas dengan tujuan proses yang perlu diperbaiki atau bahkan perlu dihilangkan tanpa harus mengurangi hasil.


Penghilangan maupun pengurangan terhadap proses tersebut adalah merupakan salah satu prinsip dari lean.


Diagram sebab dan akibat.

Seperti yang dibahasa sebelumnya, diagram ini membahas tentang bagaimana permasalahan tersebut terjadi, kemudian dilakukan analisa penyebab terjadinya permaslahan tersebut. Diagram ini umumnya disebut dengan diagram tulang ikan atau fish bone.


Standard Operating Procedure (SOP) atau biasa disebut dengan prosedur standar kerja.

Prosedur ini umumnya ditulis dan menjadi pegangan ataupun pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan seseorang. Penulisan prosedur ersebut harus secara mendetail baik itu dalam langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan dan harus spesifik. Dan penting dalam penggunaan kalimat pada SOP, harus menggunakan kalimat yang sangat singkat akan tetapi mudah dimengerti oleh setiap orang, penggunaan yang berbelit-belit dan panjang justru akan membuat pekerja merasa kebingungan.


Dan masih banyak lagi grafik maupun diagram yang digunakan dalam pelaksanaan six sigma, di sini penulis menulis hanya empat analisa penggunaan grafik pada six sigma, karena berdasarkan pengalaman penulis dalam mempraktekkan six sigma, ke empat grafik inilah yang penulis gunakan dan sangat sederhana serta mudah difahami oleh setiap orang / karyaawan ditempat penulis bekerja.


Karena bagi penulis, sebuah kontrol yang berupa visual akan lebih baik jika semua anggota tim maupun karyawan mengerti dan faham dengan visual yang kita buat. Akan sangat menjadi pemborosan itu sendiri jika kita membuat diagram atau grafik akan tetapi hanya sebagian kecil yang faham dan megerti makna atau arti yang terdapat pada grafik atau diagram yang kita tampilkan di area terjadinya permasalahan.


Demikian pembahasan kami tentang Pengertian Lean Six Sigma, semoga bermanfaat.
Jika ada yang terlewat dari tulisan ini, dengan senang hati kami menerima masukan, silahkan tulisan masukkan di kolom komentar blog ini.
Terimakasih anda telah berkunjung di blogcoretangw.blogspot.com. Jika anda suka ataupun merasa artikel ini bermanfaat, silahkan bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat pada blog ini.

Post a Comment for "PENGENALAN LEAN SIX SIGMA"