PENGERTIAN DAN METODE LINE BALANCING

https://blogcoretangw.blogspot.com/

Pengertian Line Balancing - Konsep line balancing adalah metode manufaktur berupa analisis yang berfungsi dengan penugasan sejumlah pekerjaan ke dalam stasiun kerja saling berhubungan di suatu lintasan atau lini produksi. Jika melihat dari metodenya secara umum line balancing berarti pengaturan kapasitas mesin untuk mengamankan arus yang relatif seragam pada operasi.


Prinsip dasar dan tujuan penyeimbangan lini produksi (line balancing) merupakan menugaskan operasi ke setiap workstation sedemikian rupa sehingga hanya ada sedikit waktu menganggur (waste atau pemborosan). Terminologi yang terkait dengan analisis line produksi mengedepankan semua elemen aktivitas bernilai tambah (Value Addded).


Line balancing (manajemen produksi dan operasi) yaitu suatu strategi penyeimbangan lintasan produksi dengan melibatkan penetapan tingkat produksi direncanakan untuk bahan-bahan yang diperlukan supaya dibuat dalam jangka waktu tertentu.




MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

Strategi line balancing atau penyeimbangan lini produksi adalah membuat jalur produksi cukup fleksible untuk menyerap ketidaksuburan eksternal juga internal. Strategi akan menjadi perangkat yang efisien untuk mengembangkan stasiun kerja sambil mengurangi kebutuhan dan biaya tenaga kerja. Line-balancing sedikit berbeda dengan penyeimbangan jalur perakitan. Perimbangan jalur perakitan melibatkan tindakan mengumpulkan bagian yang berbeda secara bersamaan. Ini melibatkan banyak jalur produksi sementara penyetelan garis normal hanya dapat melibatkan satu jalur produksi.


Assembly Line Balancing merupakan masalah menugaskan operasi ke workstation di sepanjang jalur perakitan, sedemikian rupa sehingga tugas menjadi terbaik dalam beberapa hal. Sejak diperkenalkannya lini perakitan oleh seorang ahli yaitu Henry Ford, Line-balancing telah menjadi masalah optimalisasi kepentingan industri penting. Perbedaan efisiensi antara penetapan optimal dan suboptimal dapat menghasilkan ekonomi yang mencapai jumlah besar per tahun.


Teknik penyeimbangan lini digunakan secara normal di lini perakitan industri otomotif yang disebut ALB. Sebagian besar Industri Kecil dan Menengah tidak menggunakan metode penyeimbangan lini di lini produksi.


Berikut adalah definisi dan contoh sederhana dari penyeimbangan lini produksi atau Line Balancing:
  • Semua orang melakukan pekerjaan yang sama.
  • Melakukan jumlah pekerjaan yang sama sesuai kebutuhan pelanggan
  • Variasi lebih 'rapih'
  • Tidak ada yang terbebani
  • Tidak ada yang menunggu
  • Semua orang bekerja bersama dalam mode balanced

MOTODE LINE BALANCING

Menurut ahlinya (Halim, 2003), metode untuk line balancing itu sendiri terdiri dari metode-metode seperti:

1. Simulasi           

Metode simulasi berdasarkan pengalaman (kualitatif). Simulasi itu sendiri adalah duplikasi dari persoalan dalam kehidupan nyata kedalam suatu model-model matematika yang biasanya dilakukan dengan memakai komputer. Dalam Subagyo;1983, yang termasuk kedalam metode simulasi adalah
  • COMSOAL (Computer Method Squercing Operation of Assembly Line)
  • CACB (Computer Assembly line or Aided Line balancing)
  • ALBACA (Assembly Line balancing An Control Activity)


2. Heuristic

Metode Heuristic adalah seni dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan suatu penemuan. Heuristik berkaitan dengan pemecahan masalah adalah cara menujukan pemikiran seseorang dalam melakukan proses pemecahan sampai masalah tersebut berhasil dipecahkan.


Secara umum metode ini dapat dikatakan berdasarkan pengalaman (kualitatif) atau intuisi. Termasuk didalamnya:


Ranked Positional Weight atau Hegelson and Birnie

Metode RPW (Ranked Positional Weight) adalah metode pertama kali diusulkan oleh Helgeson dan Birnie sebagai salah satu pendekatan dalam memecahkan permasalahan pada keseimbangan lini serta menemukan solusi dengan cepat. Konsep dari metode Ranked Positional Weight, menentukan jumlah stasiun kerja minimal dan melakukan pembagian task ke dalam stasiun kerja dengan cara memberikan bobot posisi kepada setiap task sehingga semua task telah ditempatkan kepada sebuah stasiun kerja. Bobot setiap task, misal task ke-i dihitung sebagai waktu yang dibutuhkan untuk melakukan task ke-i ditambah dengan waktu untuk mengeksekusi semua task yang akan dijalankan setelah task ke-i tersebut.


Urutan langkah-langkah pada metode Ranked Positional Weight (RPW) adalah sebagai berikut:
  1. Lakukan penghitungan bobot posisi untuk setiap task. Bobot posisi setiap task dihitung dari bobot suatu task ditambah dengan bobot task-task setelahnya.
  2. Lakukan pengurutan task-task berdasarkan bobot posisi, yaitu dari bobot posisi besar ke bobot posisi kecil.
  3. Tempatkan task dengan bobot terbesar ke sebuah stasiun kerja sepanjang tidak melanggar precedence constraint dan waktu stasiun kerja tidak melebihi waktu siklus.
  4. Lakukan langkah 3 hingga semua task telah ditempatkan kepada suatu stasiun kerja.



Region Approach atau Kalbridge and Wester

Metode Kilbridge Wester adalah metode yang dirancang oleh M.Kilbridge dan L.Wester sebagai pendekatan lain untuk mengatasi permasalahan  keseimbangan lini. Metode ini, dilakukan pengelompokan task-task ke dalam sejumlah kelompok yang mempunyai tingkat keterhubungan yang sama.


Langkah-langkah yang digunakan metode Kilbridge Wester adalah sebagai berikut :
  1. Lakukan pengelompokan beberapa task ke dalam kelompok yang sama. Misalnya Kelompok ke-I berisi task-task yang tidak mempunyai task pendahulu, Kelompok ke-i+1 berisi task-task yang mempunyai task pendahulu di Kelompok ke-i, Kelompok ke-i+2 berisi task-task yang mempunyai task pendahulu di Kelompok ke-i+1 dan sebagainya hingga semua task telah dimasukkan ke suatu kelompok.
  2. Lakukan penempatan task-task di suatu kelompok, dalam hal ini diawali kelompok 1, ke dalam sebuah stasiun kerja yang sama, ambil hasil penggabungan terbaik, yaitu waktu total semua task mendekati atau sama dengan waktu siklus. Jika penempatan sebuah task ke dalam stasiun kerja menyebabkan waktu total semua task yang berada di stasiun kerja bersangkutan melebihi waktu siklus, maka task tersebut ditempatkan di stasiun kerja yang berikutnya. Hapus task-task yang telah ditempatkan dari kelompok yang bersangkutan.
  3. Jika terdapat beberapa task-task yang belum ditempatkan di suatu stasiun kerja dan waktu totalnya berjumlah kurang dari waktu siklus, lanjutkan penggabungan dengan task di setelahnya, dalam hal ini Kelompok 2.
  4. Lakukan kembali langkah 2 dan 3 hingga semua task telah tergabung dalam suatu stasiun kerja



3. Analitic

Metide analitic atau matematis adalah metode berdasarkan perhitungan kualitatif, yang termasuk metode ini adalah branch and bound.


Akan tetapi menurut Purnomo, 2004, Menyatakan bahwa penyeimbangan lini perakitan dapat dilakukan metode;
  • Kilbridge-wester heuristic.
  • Helgeson-birnie.
  • Moodie young.
  • Immediate updater First-Fit Heuristic.
  • Rank and assign heuristic.


Dari metode-metode diatas umumnya banyak yang menggunakan metode Kilbridge-wester heuristic, Helgeson-birnie dan Moodie young. Kembali lagi tergantung atau menyesuaikan dengan kondisi dari pelaksana itu sendiri.


MANFAAT & TUJUAN LINE BALANCING

Dari metode diatas dapat dikatakan bahwa Line balancing bertujuan:
  1. Salah satu kemungkinan ke arah maksimal, sejauh menyeimbangkan lini yang bersangkutan, akan meningkatkan output.
  2. Produk lain dapat dikirim mendekati yang pertama sehingga beberapa mesin menganggur dapat digunakan bersama-sama.
  3. Memperkirakan output dari stasiun kerja terakhir. Ini bisa dianggap sebagai output minimum dari semua stasiun kerja menengah.

Adapun tujuan dari Line balancing menurut Gaspersz, 1998:
  1. Menyeimbangkan beban kerja yang dialokasikan pada setiap workstation sehingga setiap workstation selesai pada waktu yang seimbang dan mencegah terjadinya bottle neck. Bottle neck adalah suatu operasi yang membatasi output dan frekuensi produksi.
  2. Menjaga agar pelintasan perakitan tetap lancar dan berlangsung terus menerus.
  3. Meningkatkan efisiensi atau produktifitas


Perataan produksi, juga dikenal sebagai penghalusan produksi atau dalam istilah asli Jepang heijunka (平 準 化) adalah teknik untuk mengurangi Mura (Unevenness) yang pada gilirannya mengurangi muda (pemborosan).


Baca: Pengertian Mura, Muri Dan Muda Dalam Pelaksanaan Lean Manufacturing


Ini penting untuk pengembangan efisiensi produksi di Toyota Production System dan lean manufacturing. Tujuannya adalah untuk menghasilkan barang setengah jadi pada tingkat yang konstan sehingga pemrosesan lebih lanjut juga dapat dilakukan pada tingkat yang konstan dan dapat diprediksi.


Jika permintaan konstan, perataan produksi mudah dilakukan, namun bila permintaan pelanggan berfluktuasi, dua pendekatan telah diadopsi:
  • Tingkat permintaan 
  • Perataan produksi melalui produksi fleksibel.



Untuk mencegah fluktuasi produksi, bahkan di luar afiliasi, penting untuk meminimalkan fluktuasi di jalur perakitan akhir. Jalur perakitan akhir Toyota tidak pernah merakit model mobil yang sama dalam satu batch. Sebagai gantinya, mereka menetapkan produksi dengan menggabungkan campuran model dalam setiap batch dan batch dibuat sekecil mungkin.


Adapun manfaat dan keuntungan dapat diperoleh dari perencanaan lini produksi yang baik dalam perusahaan manufaktur akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Adapun keuntungan lainnya berupa:
  1. Jarak perpindahan material yang minim diperoleh dengan mengatur susunan dan tempat kerja.
  2. Aliran benda kerja (material), mencakup gerakan dari benda kerja yang kontinu. Alirannya diukur dengan kecepatan produksi dan bukan oleh jumlah spesifik
  3. Pembagian tugas terbagi secara merata yang disesuaikan dengan keahlian masingmasing pekerjaan sehingga pemanfaatan tenaga kerja lebih efisiensi
  4. Pengerjaan operasi yang serentak yaitu setiap operasi dikerjakan pada saat yang sama di seluruh lintasan produksi 
  5. Operasi unit 
  6. Gerakan benda kerja tetap sesuai dengan set-up dari lintasan dan bersifat tetap
  7. Proses memerlukan waktu yang minimum Persyaratan yang harus diperhatikan untuk menunjang kelangsungan lintasan produksi

Ini merupakan contoh kasus yang menjadi soal penyelesaian ketika menerapkan penyeimbangan lini dan contoh ini saya ambil dari manufaktur di tempat kerja kami.


Dari contoh soal praktek line balancing diatas dapat terlihat bagaimana tim kerja melakukan cara menghitung line balancing untuk sebuah contoh dalam kasus sewing adalah yang memproduksi jaket.


KESIMPULAN PENGERTIAN DAN METODE LINE BALANCING DAAM PROSES PRODUKSI

Sebelum memulai menerapkan penyeimbangan lini (line balancing) ada baiknya ketahui dahulu prinsip dasar dan istilah-istilah yang diperlukan dalam praktek line balancing.


Adapun istilah tersebut seperti Cycle Time dan Takt Time:

1. Waktu Siklus (Cycle Time)
  • Waktu yang dibutuhkan satu workstation dalam sebuah proses untuk menyelesaikan beban kerjanya untuk memproses suatu bagian.
  • Waktu Siklus atau Cycle time adalah waktu yang telah berlalu untuk memindahkan unit kerja dari awal sampai akhir proses fisik.

Catatan: Cycle Time tidak sama dengan Lead Time.


2. Takt-Waktu

Formula atau rumus dari Takt-time = Waktu werja normal per Hari / Permintaan Pelanggan per Hari
  • Takt Time menetapkan 'ketukan' organisasi selaras dengan permintaan pelanggan.
  • Salah satu dari tiga elemen Just In Time (bersama dengan aliran one-piece dan pull downstream)
  • Takt Time menyeimbangkan beban kerja berbagai sumber dan mengidentifikasi kemacetan.
  • Seringkali kecepatan siklusnya tergali dengan kecepatan waktu atau mesin.
  • Takt Time berasal dari kata Jerman 'takt' artinya irama atau beat. Takt Time adalah istilah yang sering dikaitkan dengan takt set konduktor sehingga orkestra berperan serempak.
  • Takt Time digunakan untuk menyesuaikan kecepatan kerja dengan kecepatan rata-rata permintaan pelanggan.
  • Takt bukan angka yang bisa diukur
  • Takt Time mungkin kurang dari, lebih dari atau sama dengan Takt Time.
  • Anda tidak dapat mengukur Takt Time dengan stop watch. Anda harus menghitungnya dengan rumus.
  • Takt Time dinyatakan sebagai "detik per potong", menunjukkan bahwa pelanggan membeli produk setiap beberapa detik sekali. Waktu Takt tidak dinyatakan sebagai "potongan per detik"








Daftar Pustaka blogcoretangw.blogspot.com

Abdul Halim. 2003. Analisis Investasi. Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Subagyo Pangestu. 1983. Dasar-Dasar Operations Research. BPFE, Yogyakarta.

Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Vincent Gaspersz, Dr, D.Sc., CFPIM, CIQA, 1998. Production Planning And Inventory Control: Berdasarkan Pendekatan Sistem Teritegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Post a Comment for "PENGERTIAN DAN METODE LINE BALANCING"