Definisi, Tujuan Serta Cara Membuat Yamazumi - Kata Yamazumi berasal dari bahasa Jepang, yang dapat diartikan sebagai tumpukan atau secara harfiah berarti membandingkan. Dalam penerapan lean manufacturing, penerapan Yamazumi akan sangat berguna untuk mengidentifikasi sesuatu yang dianggap sebagai obstacles ataupun pemborosan dalam alur proses kerja maupun sel kerja, sehingga memudahkan anda dalam menyeimbangkan alur proses produksi (line balance).
Untuk memudahkan pengidentifikasian terhadap aktivitas ataupun proses bernilai (VA) dengan proses tidak bernilai (NVA), penerapan yamazumi umumnya berupa grafik batang yang ditumpuk, menggambarkan keseimbangan cycle time dari beban kerja diantara beberapa operator, biasanya dalam satu lini kerja atau sel kerja atau disebut dengan Grafik Yamazumi (Yamazumi Chart).
Grafik batang yang bertumpuk harus tersusun dari elemen-elemen individu dan harus bisa menggambarkan perbedaan Non value added elements (NVA) dan Value added (VA), karena melalui yamazumi chart ini secara visual akan menggambarkan perbedaan antara cycle time dan Takt time.
Untuk memudahkan pengertian tentang Yamazumi, dibawah ini adalah visual yang menggambarkan penerapan Yamazumi Chart:
Sebelum anda memulai membuat Yamazumi, sebaiknya anda terlebih dahulu mengenal istilah yang biasa digunakan dalam penerapan lean terutama terkait dengan istilah waktu seperti Cycle Time dan Talk Time.
Setelah anda mengetahui tujuan dari pelaksanaan yamazumi pada penerapan lean manufacturing, sebaiknya anda juga mengetahui tentang line balancing atau keseimbangan alur proses maupun alur kerja. Karena menerapkan yamazumi bukan hanya sebatas pengetahuan atau teori, akan tetapi lebih kepada bagaimana anda melihat opportunities dalam melakukan improvement dengan mengurangi bahkan menghilangkan waste (pemborosan).
Untuk memudahkan anda dalam mempraktekan yamazumi, berikut kami ulas sedikit tentang apa itu line balance, sehingga dalam penerapan yamazumi pada manufaktur akan membuahkan hasil maksimal berupa peningkatan produktivitas dengan adanya stabilitas operasional.
Takt time adalah kunci dalam lean manufacturing, serta menjadi denyut nadi dalam lean organization. Karena talk time merupakan cara bagaimana anda menyamakan level produksi dengan permintaan konsumen. Perlu diperhatikan bahwa penentuan dari talk time bukan mengenai sebuah hasil untuk dilampaui, tetapi lebih seperti target yang terus dibidik. Karena memproduksi lebih cepat dari takt time akan menghasilkan produksi berlebih dan hal ini juga bagian paling fundamental dari bentuk pemborosan, akan tetapi memproduksi lebih lambat dari takt time akan menyebabkan bottlenecks ataupun hambatan yang mengakibatkan permintaan konsumen bisa tidak terpenuhi sesuai waktu.
Dalam menghitung Takt time, anda terlebih dahulu harus mengetahui jumlah dari permintaan pelanggan.
Contoh perhitungan talk time, Ketika permintaan pelanggan kepada perusahaan sebanyak 1800 buah dan diminta untuk diselesaikan dalam waktu 1 hari, sedangkan waktu kerja anda adalah 27000 detik, maka untuk menghitung Talktime anda dapat menggunakan cara 27000 : 1800 = 15 detik.
Jadi Talk time yang harus anda capai dalam menyelesaikan pekerjaan adalah 15 detik/1 buah.
Dalam langkah pertama yaitu konfirmasi urutan kerja, anda yang anda perlukan adalah mengobservasi setiap langkah proses kerja yang dilakukan oleh pekerja tanpa harus melakukan pencatatan waktu maupun aktivitas lainnya.
Catat setiap urutan kerja yang dilakukan secara berurutan, karena pencatatan urutan kerja ini akan mempengaruhi langkah anda selanjutnya dalam melakukan Yamazumi.
Dalam pengambilan waktu atau cycle time perlu anda tentukan elemen dari langkah atau proses kerja tersebut. kita dapati, urutan maupun tahapan-tahanpan kerja, yang harus dilakukan sekarang adalah pengambilan waktu pada setiap urutan atau tahapan-tahapan tersebut atau biasa di sebut dengan elemen.
Untuk memudahkan anda dalam memahami langkah kerja dan elemennya, yang akan anda tuangkan dalam observasi sheet, berikut gambarannya:
Catatan:
Pengukuran waktu dengan mengambil tingkat keseringan muncul pada suatu elemen kerja, harus dijadikan sebagai tolak ukur waktu atau standar kerja yang dianggap dapat mewakili cycle time elem kerja lainnya.
Ketika penentuan ataupun pengkategorian telah selesai dilakukan, maka anda Harus berfokus kepada proses yang memiliki kategori NVA ataupun NVAN. Disinilah analisa dapat anda lakukan hingga anda dapat menentukan elemen-elemen kerja yang akan anda jadikan standarisasi dari alur proses atau kerja.
Agar lebih memperjelas tentang pengkategorian suatu elemen kerja, kami beri gambaran tentang pembuatan Yamazumi chart yang terdapat pada Assembly sebuah manufaktur. Pada yamazumi chart ini, kami kategorikan menjadi 2 kategori yaitu VA dan NVA.
Keterangan:
Dalam penggunaan color code untuk mengidentifikasi VA maupun NVA, silahkan anda sesuaikan berdasarkan standar dari perusahaan.
Pada visual assembly yamazumi di atas, kami gunakan warna Cokelat tua sebagai elemen yang dikategorikan sebagai aktivitas atau elemen kerja yang tidak memiliki nilai (NVA) dan warna Cokelat muda sebagai elemen dengan ketegori alur atau elemen kerja yang memiliki nilai (VA).
Dari visual management yamazumi chart diatas, akan memudahkan anda dalam menentukan ide maupun gagasan yang akan anda lakukan dalam aktivitas perbaikan secara berkelanjutan berupa kegiatan kaizen.
Kesimpulan: Penerapan serta pembuatan yamazumi chart dengan melalui proses atau langkah diatas, akan tidak memiliki arti jika tidak ada aktivitas tindak lanjut berupa analisa maupun perubahan dan perbaikan. Karena tujuan dari Yamazumi itu sendiri bukan hanya sebatas visual display yang hanya dijadikan sebuah laporan, akan tetapi lebih kepada langkah dalam menyelesaikan masalah, sehingga terciptanya line balance dalam alur kerja maupun proses dan meningkatnya produktivitas dari perusahaan.
Pertanyaan yang sering muncul kepada kami terkait dengan Yamazumi adalah apakah yamazumi hanya dapat dilakukan pada penerapan lean manufacturing saja. Jawabanya tentu tidak, anda dapat menggunakan maupun membuat yamazumi chart pada penerapan lean hospital, lean accounting maupun disetiap organisasi, bahkan anda dapat memulai menerapkan yamazumi pada aktivitas keseharian anda.
Demikian tulisan kami tentang Apa Itu Yamazumi, Apa Tujuan Serta Bagaimana Cara Membuatnya. Semoga dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda yang sedang mencari referensi tentang lean terutama bagi pengunjung setia blogcoretangw.blogspot.com.
Kami ucapkan terimakasih telah menyediakan waktu untuk berkunjung serta membaca tulisan yang terdapat pada Coretan Lean, jika ada pembahasan yang terlewatkan dari tulisan kami ataupun ada ide maupun masukkan yang terkait dengan tulisan kali ini, silahkan anda tulis pada kolom komentar yang terdapat pada blog ini.
Untuk memudahkan pengidentifikasian terhadap aktivitas ataupun proses bernilai (VA) dengan proses tidak bernilai (NVA), penerapan yamazumi umumnya berupa grafik batang yang ditumpuk, menggambarkan keseimbangan cycle time dari beban kerja diantara beberapa operator, biasanya dalam satu lini kerja atau sel kerja atau disebut dengan Grafik Yamazumi (Yamazumi Chart).
Grafik batang yang bertumpuk harus tersusun dari elemen-elemen individu dan harus bisa menggambarkan perbedaan Non value added elements (NVA) dan Value added (VA), karena melalui yamazumi chart ini secara visual akan menggambarkan perbedaan antara cycle time dan Takt time.
Untuk memudahkan pengertian tentang Yamazumi, dibawah ini adalah visual yang menggambarkan penerapan Yamazumi Chart:
Sebelum anda memulai membuat Yamazumi, sebaiknya anda terlebih dahulu mengenal istilah yang biasa digunakan dalam penerapan lean terutama terkait dengan istilah waktu seperti Cycle Time dan Talk Time.
TUJUAN PENERAPAN YAMAZUMI
Sebelum melakukan Yamzumi, sebaiknya ketahui terlebih dahulu fungsi yamazumi, sehingga anda mengetahui dengan sebenarnya apa yang ada lakukan serta untuk apa anda melakukannya. Berikut beberapa tujuan dari penerapan yamazumi pada menufacturing:- Sebagai tool atau alat untuk perbaikan dalam menciptakan line balance.
- Sebagai tool atau alat perbaikan untuk mengidentifikasi bottlenecks maupun hambatan-hambatan serta membantu dalam mengurangi pemborosan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
- Sebagai tool atau alat untuk perbaikan yang dapat digunakan dalam perubahan Takt Time.
Setelah anda mengetahui tujuan dari pelaksanaan yamazumi pada penerapan lean manufacturing, sebaiknya anda juga mengetahui tentang line balancing atau keseimbangan alur proses maupun alur kerja. Karena menerapkan yamazumi bukan hanya sebatas pengetahuan atau teori, akan tetapi lebih kepada bagaimana anda melihat opportunities dalam melakukan improvement dengan mengurangi bahkan menghilangkan waste (pemborosan).
Untuk memudahkan anda dalam mempraktekan yamazumi, berikut kami ulas sedikit tentang apa itu line balance, sehingga dalam penerapan yamazumi pada manufaktur akan membuahkan hasil maksimal berupa peningkatan produktivitas dengan adanya stabilitas operasional.
APA ITU LINE BALANCE
Line balancing dalam Takt time adalah sebuah proses untuk menugaskan kembali elemen kerja dari satu pos kerja ke pos kerja lainnya sehingga mereka bisa mendapatkan waktu yang seimbang untuk:- Mencegah beban berlebihan. Beban berlebih dalam penerapan lean biasanya terjadi karena ketidak seimbangan pengaturan kerja yang dilakukan oleh leader maupun atasan, yang kemudian akan menimbulkan mura dan muri dalam aktivitas kerja atau produksi.
- Mengurangi atau menghilangkan waktu tunggu (menunggu). Waktu menunggu merupakan idle time yang akan berdampak kepada berkurangnya produktivitas karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, oleh karena itu menunggu masuk dalam kategori 7 wastes atau pemborosan dalam penerapan lean.
- Menurunkan variasi dalam metode kerja. Timbulnya beragam elemen dalam satu proses yang sama akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan waktu dalam penyelesaian pekerjaan yang sangat signifikan, dan hal inilah yang kemudian dalam satu pekerjaan atau proses tidak memiliki standar operasional kerja (SOP).
- Merencanakan proses untuk memenuhi permintahan konsumen.
CARA MEMBUAT YAMAZUMI CHART
Untuk dapat membuat Yamazumi yang digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan, sebaiknya anda tentukan terlebih dahulu area atau alur kerja yang akan anda perbaiki dan kemudian dilanjutkan dengan menentukan Talk Time.Takt time adalah kunci dalam lean manufacturing, serta menjadi denyut nadi dalam lean organization. Karena talk time merupakan cara bagaimana anda menyamakan level produksi dengan permintaan konsumen. Perlu diperhatikan bahwa penentuan dari talk time bukan mengenai sebuah hasil untuk dilampaui, tetapi lebih seperti target yang terus dibidik. Karena memproduksi lebih cepat dari takt time akan menghasilkan produksi berlebih dan hal ini juga bagian paling fundamental dari bentuk pemborosan, akan tetapi memproduksi lebih lambat dari takt time akan menyebabkan bottlenecks ataupun hambatan yang mengakibatkan permintaan konsumen bisa tidak terpenuhi sesuai waktu.
Dalam menghitung Takt time, anda terlebih dahulu harus mengetahui jumlah dari permintaan pelanggan.
Contoh perhitungan talk time, Ketika permintaan pelanggan kepada perusahaan sebanyak 1800 buah dan diminta untuk diselesaikan dalam waktu 1 hari, sedangkan waktu kerja anda adalah 27000 detik, maka untuk menghitung Talktime anda dapat menggunakan cara 27000 : 1800 = 15 detik.
Jadi Talk time yang harus anda capai dalam menyelesaikan pekerjaan adalah 15 detik/1 buah.
LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT YAMAZUMI CHART
Adapun tahapan dalam membuat yamazumi yang kemudian dijadikan sebuah chart, adalah sebagai berikut:1. Konfirmasi urutan kerja.
Setiap langkah yang dilakukan dalam melakukan sebuah proses secara berurutan dan pastikan dalam proses urutan kerja tersebut tidak ada satupun langkah yang terlewati. Hal ini memiliki tujuan agar saat anda akan melakukan job breakdown serta analisanya, akan memudahkan anda dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada.Dalam langkah pertama yaitu konfirmasi urutan kerja, anda yang anda perlukan adalah mengobservasi setiap langkah proses kerja yang dilakukan oleh pekerja tanpa harus melakukan pencatatan waktu maupun aktivitas lainnya.
Catat setiap urutan kerja yang dilakukan secara berurutan, karena pencatatan urutan kerja ini akan mempengaruhi langkah anda selanjutnya dalam melakukan Yamazumi.
2. Konfirmasi cycle time dengan cara pengukuran waktu.
Setelah pencatatan urutan kerja dilakukan sesuai dengan urutan setiap langkahnya dengan lengkap, langkah selanjutnya adalah pengambilan waktu setiap langkah-langkah yang telah dicatat tersebut.Dalam pengambilan waktu atau cycle time perlu anda tentukan elemen dari langkah atau proses kerja tersebut. kita dapati, urutan maupun tahapan-tahanpan kerja, yang harus dilakukan sekarang adalah pengambilan waktu pada setiap urutan atau tahapan-tahapan tersebut atau biasa di sebut dengan elemen.
Untuk memudahkan anda dalam memahami langkah kerja dan elemennya, yang akan anda tuangkan dalam observasi sheet, berikut gambarannya:
Catatan:
- Dalam pencatatan langkah dan elemen kerja, pastikan tidak ada bagian atau proses yang terlewatkan.
- Untuk Pengambilan waktu setiap elemen dari langkah kerja, lakukan pengambilan minimal 10 kali pengambilan.
- Gunakan alat pengukur waktu berupa stopwatch untuk mengukur waktu langkah dan elemen kerja.
3. Tentukan minimum dan maksimum cycle time yang sering muncul.
Pada langkah ini, anda harus dapat melihat dan menentukan waktu maksimum dan minumum dari pengembilan waktu yang anda lakukan sebanyak 10 kali pengambilan. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keseringan durasi waktu yang muncul pada proses elemen kerja.Pengukuran waktu dengan mengambil tingkat keseringan muncul pada suatu elemen kerja, harus dijadikan sebagai tolak ukur waktu atau standar kerja yang dianggap dapat mewakili cycle time elem kerja lainnya.
4. Kategorikan masing-masing elemen kerja menjadi VA, NVAN & NVA.
Setelah mendapatkan waktu dari setiap elemen-elemen tersebut. Maka langkah selanjutnya adalah menentukan, apakah elemen kerja tersebut temasuk dalam kategori elemen yang memiliki nilai (VA), atau elemen yang tidak memiliki nilai tapi dibutuhkan (NVAN), atau elemen tidak memiliki nilai (NVA) dan merupakan bagian dari pada waste/pemborosan.5. Tentukan ide untuk elemen kerja yang didapat.
Pada langkah ini, anda harus lebih teliti dan memahami apakah elemen kerja yang anda kategorikan NVA ataupun NVAN dibutuhkan dalam pelaksananan proses elemen kerja. Saran kami, sebaiknya anda ikut sertakan process owner dalam menentukan part atau bagian penentuan dari kategori ini. Hal ini dikarenakan pemiliki proseslah yang sangat memahami dan mengetahui seberapa penting atau dibutuhkannya elemen tersebut, karena melekalah yang mejalankan proses tersebut dalam keseharian aktivitas kerjanya.Ketika penentuan ataupun pengkategorian telah selesai dilakukan, maka anda Harus berfokus kepada proses yang memiliki kategori NVA ataupun NVAN. Disinilah analisa dapat anda lakukan hingga anda dapat menentukan elemen-elemen kerja yang akan anda jadikan standarisasi dari alur proses atau kerja.
Agar lebih memperjelas tentang pengkategorian suatu elemen kerja, kami beri gambaran tentang pembuatan Yamazumi chart yang terdapat pada Assembly sebuah manufaktur. Pada yamazumi chart ini, kami kategorikan menjadi 2 kategori yaitu VA dan NVA.
Keterangan:
Dalam penggunaan color code untuk mengidentifikasi VA maupun NVA, silahkan anda sesuaikan berdasarkan standar dari perusahaan.
Pada visual assembly yamazumi di atas, kami gunakan warna Cokelat tua sebagai elemen yang dikategorikan sebagai aktivitas atau elemen kerja yang tidak memiliki nilai (NVA) dan warna Cokelat muda sebagai elemen dengan ketegori alur atau elemen kerja yang memiliki nilai (VA).
Dari visual management yamazumi chart diatas, akan memudahkan anda dalam menentukan ide maupun gagasan yang akan anda lakukan dalam aktivitas perbaikan secara berkelanjutan berupa kegiatan kaizen.
Kesimpulan: Penerapan serta pembuatan yamazumi chart dengan melalui proses atau langkah diatas, akan tidak memiliki arti jika tidak ada aktivitas tindak lanjut berupa analisa maupun perubahan dan perbaikan. Karena tujuan dari Yamazumi itu sendiri bukan hanya sebatas visual display yang hanya dijadikan sebuah laporan, akan tetapi lebih kepada langkah dalam menyelesaikan masalah, sehingga terciptanya line balance dalam alur kerja maupun proses dan meningkatnya produktivitas dari perusahaan.
Pertanyaan yang sering muncul kepada kami terkait dengan Yamazumi adalah apakah yamazumi hanya dapat dilakukan pada penerapan lean manufacturing saja. Jawabanya tentu tidak, anda dapat menggunakan maupun membuat yamazumi chart pada penerapan lean hospital, lean accounting maupun disetiap organisasi, bahkan anda dapat memulai menerapkan yamazumi pada aktivitas keseharian anda.
Demikian tulisan kami tentang Apa Itu Yamazumi, Apa Tujuan Serta Bagaimana Cara Membuatnya. Semoga dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda yang sedang mencari referensi tentang lean terutama bagi pengunjung setia blogcoretangw.blogspot.com.
Kami ucapkan terimakasih telah menyediakan waktu untuk berkunjung serta membaca tulisan yang terdapat pada Coretan Lean, jika ada pembahasan yang terlewatkan dari tulisan kami ataupun ada ide maupun masukkan yang terkait dengan tulisan kali ini, silahkan anda tulis pada kolom komentar yang terdapat pada blog ini.
Post a Comment for "APA ITU YAMAZUMI, APA TUJUAN SERTA BAGAIMANA CARA MEMBUATNYA"