CARA PRAKTEK YAMAZUMI

Cara Praktek Yamazumi - Grafik yamazumi digunakan oleh tim perbaikan atau lean di banyak organisasi yang didorong oleh proses, dengan tujuan eliminasi pemborosan ataupun aktivitas penyeimbang proses dalam sebuah aktifitas maupun produksi.

Untuk lean manufacturing sendiri grafik yamazumi merupakan alat visual yang digunakan untuk membantu dalam mendesain sel-sel produksi dan memonitor perbaikan terus-menerus.


Baca:

Pada umumnya ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melakukan penghematan dengan menggunakan yamazumi ini, diantaranya; dengan menghilangkan aktivitas tidak bernilai tambah (Non-Value Added - NVA) dari proses produksi, kemudian menambahkan proses bernilai tambah (Value Added - VA) untuk membuat proses produksi jauh lebih efisien, dan juga dengan memindahkan beban kerja kepada proses yang sebelumnya atau proses berikutnya.


Karena dilihat dari fungsi dan manfaat dari yamazumi ini, sekarang yamazumi tidak hanya bisa digunakan pada industri manufaktur saja, akan tetapi industri lain seperti perbankan pun juga bisa menggunakannya.


Misalnya saja pada proses pemberian kredit perbankan, mulai dari input dokumen, analisa, hingga hasil persetujuan ataupun penolakan fasilitas kredit, hingga industri lain seperti penerbitan surat kabar, konstruksi, dan bahkan online shop pun juga bisa menggunakan yamazumi ini untuk membantu menjaga dan melihat proses operasinya.


Dalam pelaksanaan yamazumi, kita harus mengetahui beberapa tahapan yang bisa menjadi panduan agar yamazumi tersebut dapat memiliki fungsi sebagai perbaikan yang berkesinambungan, dan hal ini memungkinkan perusahaan akan mendapat keuntungan lebih dari praktek yamazumi.


Baca: Arti Kaizen Pada Penerapan Lean Manufacturing di Perusahaan


TAHAP MEMBUAT YAMAZUMI

#1. Konfirmasi urutan kerja

Urutan kerja yang dimaksud adalah setiap langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan sebuah proses secara berurutan dan jangan samapai ada satu langkahpun yang terlewatkan, karena hal ini akan berpengaruh terhadap job breakdown dan analisanya.


Untuk mendapatkan urutan kerja, maka diperlukan observasi mendalam dengan melihat kegiatan maupun pelaksanaan kerja pada proses yang akan dilakukan job breakdown. Dalam pelaksanaan observasi ini kita hanya berfokus kepada langkah-langkah dan urutan kerja pada proses tersebut, tidak perlu mencatat waktu maupun hal lainnya.


Fokus terhadap langkah-langkah serta urutan kerja ini, dengan tujuan agar setiap langkah serta urutan kerja yang di dapat, bisa di tuangkan dalam sebuh tulisan secara berurutan.


Terkadang jika kita tidak fokus terhadap langkah-langkah dan urutan kerja tersebut, saat pengambilan waktu akan membuat kita kebingunan dan berdampak kepada pengambilan urutan kerja lagi.


Hal ini akan menjadi pekerjaan dua kali, dan pekerjaan yang dilakukan secara dua kali inilah yang bisa dikatakan sebagai pemborosan. padahal lean bertujuan untuk menghilangkan pemborosan tersebut.


Hati-hati dalam mencantumkan semua detail atau setiap langkah pekerjaan, lalu identifikasi apakah setiap langkah adalah tidak bernilai tambah akan tetapi dibutuhkan atau langkah tersebut merupakan pemborosan. Jangan lupa juka perhatikan apakah pemborosan tersebut bisa dieliminasi atau dikurangi, jika memang bisa dihilangkan maka kita perlu menulis ide tentang cara menghilangkan atau menguranginya.


Baca: Apa itu Cycle Time, Lead Time dan Takt Time


#2. Konfirmasi cycle time dengan cara pengukuran waktu

Setelah kita dapati, urutan maupun tahapan-tahanpan kerja, yang harus dilakukan sekarang adalah pengambilan waktu pada setiap urutan atau tahapan-tahapan tersebut atau biasa di sebut dengan elemen.


Pada umumnya pengambilan waktu pada elemenmenggunakan alat penghitung waktu / stopwatch, oleh karena itu dibutuhkan orang yang terbiasa menggunakan alat penghitung waktu tersebut.


Penghitungan waktu berdasarkan elemen-elemen kerja umumnya di hitung dalam detik, dan pengambilan waktu harus dilakukan sebanyak 10 kali utuk setiap elemen kerja.


Hal ini diperlukan untuk menentukan tahapan selanjutnya dari pembuatan yamazumi.


#3. Dari hasil pengukuran, tentukan minimum dan maksimum cycle time yang sering muncul.

Langkah selanjutnya adalah pengukuran waktu dengan menentukan waktu yang dibutuhkan dalam elemen kerja baik itu waktu maksimum maupun waktu minimum, dengan tujuan kita bisa mengetahui waktu yang sering muncul dalam elemen tersebut.


Seperti halnya barmain dadu, peluang yang sering muncullah yang akan dijadikan tolak ukur waktu dalam sebuah elemen pekerjaan. Seperti pada langkah sebelumnya bahwa dalam pengambilan cycle time dilakukan sebanyak sepuluh kali, maka tidak semua waktu yang kita ambil, akan tetapi waktu dengan tingkat keseringan muncul dalam suatu elemen kerja yang bisa diambil untuk mewakili dari waktu-waktu yang diambil tadi. Karena dibutuhkan hanya satu waktu dalam setiap elemen-elemen kerja sebagai tolak ukur elemen kerja tersebut.


#4. Kategorikan masing-masing elemen kerja menjadi VA, NVAN & NVA / Waste.

Setelah mendapatkan waktu dari setiap elemen-elemen tersebut. Maka langkah selanjutnya adalah menetukan, apakah elemen terja tersebut temasuk dalam kategori elemen memiliki nilai, atau elemen yang tidak memiliki nilai tapi dibutuhkan, atau elemen tersebut bagian dari pada waste / pemborosan.


Dalam penentuan kategori tersebut, kita dituntut untuk sangat memahami dan mendalami setiap elemen-elemen dsari proses tersebut, sehingga kita tidak salah dalam penentuan kategori tersebut.


#5. Tentukan ide untuk elemen kerja yang di dapat

Sebelum penentutan ide perbaikan, kita harus menentukan terlebih dahulu, apakah elemen / langkah dalam proses tersebut harus di hilangkan, karena langkah tersebut tidak dibutuhkan dalam elemen kerja yang akan kita lakukan yamazumi, ataukah elemen tersebut harus kita kurang waktunya karena langkah tersebut memang dibutuhkan akan tetapi langkah dari elemen kerja tersebut memiliki potensi untuk di perbaiki.


Elemen Kerja
Sumber: Dok. http://blogcoretangw.blogspot.com



Dari tahapan nomor satu hingga tahapan nomor lima, jika kitalakukan dengan baik, maka kita akan sangat mudah dalam melakukan perbaikan serta akan memudahkan kita juga untuk membuat chart yamazumi. Perlu diketahui bahwa yamazumi bukan hanya sebatas chart yang dibuat untuk visual saja, akan tetapi dengan adanya yamzumi, merupakan kesempatan kita untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.


Untuk memudahkan kita menentukan perbaikan tersebutlah, kita bisa gunakan yamazumi sebagai salah satu tool atau alat penentu maupun panduan sebelem kita berfokus kepada langkah perbaikan itu sendiri.


#6. Gambar yamazumi dengan lengkap.

Jika tahapan selesai, maka saatnya untuk kita membuat yamazumi chart.


disitulah akan tampak langkah-langkah mana yang bisa diperbaiki ataupun dihilangkan, dalam pembuatan yamazumi kita bisa menggunakan microsoft excel maupun program lainnya. Sangat penting juga kita memahami kode warna dalam pembuatan yamazumi, hal ini untuk memudahkan kita melihat visual tersebut dalam bentuk satu kesatuan utuh dengan pemisahan warna langkah kegiatan yang bernilai, langkah kegiatan yang tidak bernilai akan tetapi butuhkan maupun langkah kegiatan yang termasuk daripada pemborosan itu sendiri.


Dalam penentuan kode warna terhadap balok chart yamazumi juga harus di fahami oleh setiap anggota perusahaan kita dengan mengikuti satndar kode warna yang biasa digunakan oleh perusahaan.


Jika penggunaan warna hanya berdasarkan 'suka-suka' kita maka besar kemungkinan yamazumi akan menjadi sesuatu yang akan membingungkan bagi karyawan lainnya, karena dalam pembuatan visual harus memiliki tujuan agar semua orang faham dan mengerti arti apa yang dilihatnya.


Demikian coretan gw tentang praktek yamazumi, semoga bermanfaat.


Terimakasih anda telah berkunjung di blogcoretangw.blogspot.com. Jika anda suka ataupun merasa coretan ini bermanfaat, tolong bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat pada blog blogcoretangw.blogspot.com

4 comments for "CARA PRAKTEK YAMAZUMI"

  1. Replies
    1. Dear Imam Firmansyah
      Terimakasih atas pertanyaan anda. Referensi dalam tulisan ini adalah line balance yamazumi_book3 lean 2.0

      Delete