APA ITU LEAN MANUFACTURING

Banyak referensi tentang lean manufacturing atau lean produksi yang bisa kita dapatkan, baik dari kursus tentang lean itu sendiri, dengan membaca banyak buku tentang lean terutama Toyota Production System (TPS) maupun referensi dari internet tentang produksi ramping.


Dalam tulisan kali ini, kami mencoba untuk menambah referensi dari referensi-referensi yang banyak bisa didapatkan.


TUJUAN LEAN PRODUCTION

Pada sebuah industri yang memproduksi sebuah produk atas permintaan pelanggan, maka selayaknya perusahaan tersebut berusaha semaksimal mungkin untuk memuaskan pelanggan, baik itu dari segi kualitas maupun ketepatan pengantaran barang / produk ke pelanggan.


Usaha untuk melakukan perbaikan secara reguler ataupun terus menerus itulah yang menginspirasi sebagian besar perusahaan untuk menggunakan sistem lean, hal ini dengan tujuan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan terutama costumer demand serta costumer satisfaction.


Sistem lean itu sendiri adalah sistem seimbang serta  lancar dengan harapan aliran proses berjalan secara lancar, baik itu aliran proses bahan maupun aliran proses pekerjaan.


Adapun tujuan sistem ramping ini adalah dengan milangkan gangguan atau hambatan yang terjadi pada proses-proses yang berjalan sehingga sestemnya menjadi fleksibel.


Nilai yang paling berharga bagi sebuah perusahaan itu adalah pelanggan itu sendiri, dan perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan pelangan, karena pelanggan itu bersedia membayar jika perusahaan tersebut memenuhi beutuhannya, dan sistem lean inilah yang mencoba untuk mengubah warna produk, fungsi, bentuk, atribut lainnya sehingga produk semakin mendekati kebutuhan pelanggan dan berusaha untuk menyediakan produk tersebut sesuai dengan tepat waktu.


Dalam sistem lean manufacturing tidak mengenal pemborosan, karena dalam proses produksi yang secara langsung tidak menciptakan nilai bagi pelanggan (muda, mura, muri) itu tidak perlu dan harus dihilangkan.


Muda merupakan 7 pemborosan fokus utama sistem lean produksi, mura merupakan alur kerja yang tidak merata atau ketidakseimbangan yang akan mengakibatkan kelelahan pada pekerja, stress pada pekerja disebabkan oleh kurang fahamnya level atasan dalam mengatur sumber daya yang ada, serta muri yang merupakan kelebihan beban baik itu, kelebihan beban kerja baik itu kepada karyawan maupun terhadap mesin.


Mura dan muri, yang sering menjadi penyebab utama Muda di tempat pertama.


Dalam lean manufakturing, praktek ini harus dilandasi oleh keikutsertraan karyawan untuk mengurangi setiap pemborosan yang ada. Bagaimana praktek lean manufacturing akan berjalan dengan seharusnya dan mencapai tujuan dari lean manufaturing itu sendiri jika setiap level tidak memiliki kesadaran dan keingin untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan.


JUST IN TIME LEAN MANUFACTURING

Yang harus diperhatikan dari just in time (JIT) adalah:

Design proses.

Untuk mencapai target dari lead time manufaktur, sangat diperlukan pen-desain-an proses yang baik. dan dapat diperhatikan dalam design proses adalah:
  • Lot yang sederhana karena ukuran lot yang ideal adalah satu bagian. dalam artian tidak selalu realistis seperti mesin memproses banyak item secara bersamaan, atau dengan waktu penyiapan yang sangat lama. Biaya pengerjaan ulang kurang, karena ada lebih sedikit barang dalam banyak hal yang harus diperiksa dan dikerjakan ulang. Keuntungan yang bisa didapat dari lot yang kecil adalah mengurangi inventory, mengurangi pekerjaan ulang terhadap satu produk, mengurangi space penyimpanan barang, jika terjadi masalah akan cepat terlihat, meningkatkan fleksibilitas sebuah produk, dan memudahkan kita untuk menyeimbangkan setiap operasi / proses kerja.
  • Waktu penyetingan mesin dan lay out, waktu penyiapan yang lama membutuhkan lebih banyak persediaan. Perlu menyusun aktivitas changeover baik sebagai kegiatan internal maupun eksternal. Aktivitas internal bisa dilakukan saat mesin dihentikan. Aktivitas eksternal tidak mengganggu menghentikan mesin, hal itu tidak akan mempengaruhi perubahan dari waktu ke waktu, konversikan sebanyak mungkin kegiatan ke aktivitas eksternal. Dengan tujuan mengurangi waktu changeover karena lot yang kecil memerlukan setup yang sering.
  • Sel manufacturing, pada fungsi manufacturing mesin serupa ditempatkan berdekatan misalnya mesin bubut, penggilingan, bor dan lain lain, pada mesin sistem sewing manufaktur maupun layout dikelompokkan bersama menurut kesamaan suku cadang yang diproduksi, dengan tujuan bahwa aliran material meningkat secara signifikan, yang mengurangi jarak yang ditempuh dengan bahan, inventaris dan lead time kumulatif.
  • Perbaikan kualitas, perbaikan kualitas ini bisa dilakukan melalui sistem kaizen atau perbaikan terus menerus, jidoka (Autonomation) yaitu deteksi otomatis cacat selama produksi. Pendeteksian ini derdiri dari dua kegiatan yaitu satu untuk mendeteksi cacat saat terjadi dan lain untuk menghentikan produksi untuk memperbaiki penyebab cacat. dan yang terakhir penggunaan pengaman poka yoke yang dilakukan ke dalam proses untuk mengurangi kemungkinan kesalahan.
  • Fleksibilitas kerja, tujuan keseluruhan lean adalah untuk mencapai kemampuan proses campuran produk dalam kelancaran arus, salah satu kendala potensial adalah kemacetan, yang terjadi saat porsi sistem menjadi kelebihan beban. Karena tidak adanya pekerja dengan pekerja terlatih dan tidak diratakan alur kerja dengan menggunakan takt time.
  • Penyimpanan inventaris / ruang penyimpanan, penyimpanan persediaan adalah pemborosan, karena penyimpanan merupakan penyangga yang bisa menutupi masalah, sebagian karena persediaan membuat mereka tampak kurang serius.



Desain produk.

Bagian di desain dengan standar karena lebih sedikit bagian maka akan mudah bagi perusahaan untuk menangani biaya pelatihan dan mengurangi biaya pelatihan, perlu juga desain modular agar mudah untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda serta mengunakan sistem produksi yang sangat mumpuni, maksudnya adalah kualitas dirancang ke dalam produk dan proses produksi.

Personil / unsur organisasi.

Dalam pembentukan personil atau organisasi, perusahaan harus memilik sudut pandang bahwa pekerja adalah aset untuk perusahaan itu sendiri, oleh karena itu aset yang baik perlu diberlakukannya pelatihan terhadap pekerja, dan seluruh karyawan harus memiliki rasa kepemilikan terhadap perusahaan dengan pola fikir perbaikan terus-menerus.

Perencanaan dan pengendalian manufaktur.

Hal ini mencakup level loading, sistem tarik atau pull system yaitu sistem untuk memindahkan pekerjaan dimana workstation menarik output dari stasiun sebelumnya sesuai kebutuhan, sistem visual berupa sebuah sistem manual untuk merespons sinyal kebutuhan akan pengiriman suku cadang dan bahan (baik ke pabrik maupun di antara workstation), kedekatan hubungan dengan vendor, serta pemeliharaan dan pencegahan sebelum terjadinya masalah berupa total pemeliharaan produktif, karena operator yang bertanggung jawab atas peralatan yang mereka gunakan. Serta yang paling penting adalah penjagaan dan pemeliharaan dengan menggunakan sistem 5S.





Jadi lean manufacturing maupun sistem ramping, akan sengat berguna dipraktekkan dalam sebuah organisasi perusahaan dengan catatan bahwa setiap elemen dari organisasi tersebut mendalami dan mengerti pelaksanaan sistem lean. Bukan hanya konsep yang harus di hafal akan tetapi dukungan dan komitmen semua orang dari organisasi perusahaan lah yang akan membuat sistem lean bejalan seiring dengan tujuan perusahaan.


Tidak akan berarti untuk perusahaan, dalam pelaksanaan sistem lean jika lean hanya sebatas hiasan dan pemenuhan kebutuhan dari syarat pelanggan.


Demikian tulisan tentang 'Apa Itu Lean Manufacturing', semoga bermanfaat.

Jika ada yang terlewat dari tulisan ini, dengan senang hati penulis menerima masukan, silahkan tulisan masukkan di kolom komentar blog ini.

Terimakasih anda telah berkunjung di blogcoretangw.blogspot.com. Jika anda suka ataupun merasa coretan ini bermanfaat, tolong bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat pada blog blogcoretangw.blogspot.com.

Post a Comment for "APA ITU LEAN MANUFACTURING"