Pengertian Lean – lean merupakan sistem yang dilakukan guna
untuk mengurangi tingkat pemborosan yang terjadi pada proses produksi, umumnya lean dikenal denga Toyota production system atau TPS. Karena sistem ini pertama kali diterapkan oleh Toyota dalam meningkatkan produktivitas mereka, karena keberhasilan ini kemudian sistem lean tersebut dikembangkan oleh para ahli untuk diterapkan di berbagai manufacturing-manufacturing sejenis.
Seiring dengan perkembangannya, sistem lean kemudian berkembang tidak hanya di praktekkan di perusahaan manufacturing saja akan tetapi juga diimplementasikan di berbagai perusahaan baik itu rumah sakit serta perusahaan lainnya. Untk mendapatkan manfaat dari pelaksanaan lean tersebut, tidaklah mudah jika kita kurang memahami serta berkomitmen untuk melakukannya. Komitmen pelaksanaan lean bukan hanya karena adanya konsultan-konsultan maupun pakar lean yang kita undang untuk membantu pengembangan perusahaan melalui sistem lean, akan tetapi lebih cenderung kepada komitmen organisasi mulai dari top level hingga low level dari perusahaan tersebut.
Seperti yang diharapkan oleh setiap stakeholder perusahaan, bahwa pelaksanaan lean diharapkan akan memiliki dampak maupun manfaat dari pelaksanaan sistem lean pada organisasi perusahaan, akan tetapi tidak sedikit dari perusahaan kemudian gagal dalam menjaga konsistensi sistem lean tersebut. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya:
Minimnya pengetahuan serta pengalaman stakeholder tentang lean merupakan faktor utama yang menyebabkan kebudayaan lean tidak bia berjalan secara konsisten dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan sistem lean hanya sebatas ikut-ikutan saja, sistem ikut-ikutan inilah yang kemudian di tengah jalan pelaksanaan sistem lean akan tersendat bahkan hilang
Jadi sangat penting sebelum melakukan atau mempraktekkan sistem lean di sebuah perusahaan untuk menciptakan kebudayaan lean untuk setiap aktivitas perusahaan, stakeholder harus mendalami makna serta fungsi dari lean itu sendiri. Dalam hal ini bukan berdasarkan teori atau referensi lean yang hanya di dapat dari bentuk bacaan saja akan tetapi lebih kepada pendalaman tentang lean serta komitmen itu sendiri.
Dari segi perusahaan juga harus memiliki pendalaman tentang investasi perusahaan yang paling berharga, yaitu karyawan tersebut. Dengan terciptanya kesejahteraan karyawan akan memancing keikutsertaan karyawan dalam pelaksanaan kebudayaan lean yang diterapkan. Kesejahteaan karyawan dalam hal ini lebih terkait dengan dukungan terhadap karyawan dalam peningkatan kemapuan serta sistem promosi yang tidak berat sebelah, dengan begitu kebudayaan lean terutama dalam pencapaian manfaat yang diharapkan untuk tidak terjadinya mura, muri serta muda yang tergolong dari pemborosan yang harus dihilangkan dalam aktivitas perusahaan akan tercapai.
Tidak sedikit perusahaan yang menerapkan sistem lean, menjadikan lean sebagai tools dalam pemecahan masalah tanpa melihat sistem lean secara keseluruhan yang akan berdampak kepada terciptanya kebudayaan lean pada organisasi perusahaan.
Kebudayaan lean yang tercipta disetiap aktivitas perusahaan bukan hanya terkait dengan penyelesaian masalah ketika permasalaha terjadi atau bias kita jadikan sistem lean sebagai sistem firefighter, akan tetapi sistem lean juga harus berkaitan dengan pencegahan agar permasalahan dalam produksi yang terdapat pada manufacturing tidak terjadi.
Hal ini umum terjadi pada perusahaan, dalam penerapan sistem lean hanya diberlakukan kepada area-area tertentu saja. Kita bisa ambil contoh penerapan lean manufacturing yang terdapat pada manufaktur, biasanya hanya diterapkan kepada area produksi saja, dan area-area lain tidak menerapkan sistem lean tersebut.
Hal inilah yang kemudian akan menjadikan lean tidak bisa menjadi kebudayaan yang bisa dinikmati oleh setiap karyawan, atau bahkan hal ini akan menjadi beban tersendiri bagi produksi karena tidak mendapat dukungan yang mengimbangi sistem lean yang diterapkan di area produksi tersebut.
Perlu diketahui bahwa sistema lean yang diharapkan dipraktekkan di organisasi perusahaan tidak hanya berfokus kepada penghilangan 7 pemborosan saja akan tetapi juga harus berfokus kepada mura serta muri. Kedua pemborosan ini umumnya disebabkan dari kebijakan-kebijakan atasan yang akhirnya terciptalah 7 pemborosan tersebut atau umum disebut dengan muda.
Baca juga tulisan terkait:
Kedua pemborosan inilah yang terkadang dalam pelaksanaan sistem lean akan terlupakan, karena terkadang kita akan selalu sibuk dengan hal penyelesaian permaslahan yang terkait dengan muda tersebut. Maka disitulah tanpa disadari kita akan menjadikan praktek lean hanya sebagai tools yang berfokus kepada muda dan mengabaikan mura serta muri tersebut.
Dari faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa praktek lean baik itu di manufacturing, rumah sakit, ataupun organisasi lainnya, ada baiknya sistem lean dijadikan sebagai misi dari pencapaian produktivitas perusahaan dan hal tersebut bukan hanya kepada satu area organisasi saja akan tetapi harus dilakukan secara menyeluruh. Jika penetapan misi perusahaan yang didalamnya adalah penerapan sistem lean yang kemudian dikomunikasikan kepada setiap karyawan, tidak menutup kemungkinan akan terciptanya kebudayaan lean pada setiap sendi-sendi organisasi perusahaan.
Dalam pelaksanaan praktek lean tidak boleh menitikberatkan kepada satu level atau satu area saja, terkadang hal ini akan menjadi berat bagi perusahaan jika dalam mengimplementasikan sistem lean jika praktek tersebut dipaksakan dan hanya mengikuti dari trend perusahaan yang ada. Hubungan yang saling berkaitan antara level dari organisasi perusahaanlah yang akan membuat lean menjadi kebudayaan yang kemudian akan meningkatkan produktivitas dari perusahaan tersebut, bukan hanya dari segi produksi akan tetapi dari keseluruhan aktivitas yang ada dari perusahaan tersebut.
Perlu diketahui jika praktek dari sistem lean hanya mengandalkan dari trend ataupun dari konsultan ataupun pakar-pakar yang kita undang dan kontrak untuk menerapkan sistem lean diperusahaan, maka akan ada titik jenuh perusahaan dalam pemaksaan sistem lean yang diimplemntasikan di perusahaan. Dan titik jenuh tersebutlah yang kemudian akan menjadi boomerang bagi perusahaan yang tadinya berharap bahwa pelaksanaan sistem lean dapat mengurangi bahkan menghilangkan pemborosan akan tetapi justru akan menambah beban serta menjadikan sistem tersebut sebagai sumber dari pemborosan untuk perusahaan.
Baca juga tulisan terkait:<
Jadi ada baiknya jangan mengabaikan komunikasi yang berlangsung secara dua arah serta keterkaitan antara setiap area maupun level dalam penetapan diri untuk sebuah komitmen untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan dengan menggunakan lean dan sangat baik jika sistem lean tersebut bukan hanya dijadikan duplikasi dari referensi ayang ada akan tetapi lebih kepada transformasi lean yang berfokus kepada people development, people engagement, serta terciptanya kesejahteraan kepada setiap karyawan atau umum disebut dengan wellbeing dari semua level organisasi.
Demikian coretan lean tentang ‘Pemahaman Tentang Lean Manufacturing’ semoga bermanfaat bagi organisasi yang tertarik dalam mengembangkan kebudayaan serta sistem lean yang akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Silahkan tambahkan di kolam komentar jika ada pembahasan ataupun masukkan yang ingin disampaikan.
Seiring dengan perkembangannya, sistem lean kemudian berkembang tidak hanya di praktekkan di perusahaan manufacturing saja akan tetapi juga diimplementasikan di berbagai perusahaan baik itu rumah sakit serta perusahaan lainnya. Untk mendapatkan manfaat dari pelaksanaan lean tersebut, tidaklah mudah jika kita kurang memahami serta berkomitmen untuk melakukannya. Komitmen pelaksanaan lean bukan hanya karena adanya konsultan-konsultan maupun pakar lean yang kita undang untuk membantu pengembangan perusahaan melalui sistem lean, akan tetapi lebih cenderung kepada komitmen organisasi mulai dari top level hingga low level dari perusahaan tersebut.
Faktor yang Mengakibatkan Sistem Lean tidak Konsisten
Seperti yang diharapkan oleh setiap stakeholder perusahaan, bahwa pelaksanaan lean diharapkan akan memiliki dampak maupun manfaat dari pelaksanaan sistem lean pada organisasi perusahaan, akan tetapi tidak sedikit dari perusahaan kemudian gagal dalam menjaga konsistensi sistem lean tersebut. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya:
Faktor kurangnya pengetahuan pemangku kepentingan atau stakeholder tentang sistem Lean
Minimnya pengetahuan serta pengalaman stakeholder tentang lean merupakan faktor utama yang menyebabkan kebudayaan lean tidak bia berjalan secara konsisten dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan sistem lean hanya sebatas ikut-ikutan saja, sistem ikut-ikutan inilah yang kemudian di tengah jalan pelaksanaan sistem lean akan tersendat bahkan hilang
Jadi sangat penting sebelum melakukan atau mempraktekkan sistem lean di sebuah perusahaan untuk menciptakan kebudayaan lean untuk setiap aktivitas perusahaan, stakeholder harus mendalami makna serta fungsi dari lean itu sendiri. Dalam hal ini bukan berdasarkan teori atau referensi lean yang hanya di dapat dari bentuk bacaan saja akan tetapi lebih kepada pendalaman tentang lean serta komitmen itu sendiri.
Faktor keterpaksaan karyawan akan pelaksanaan sistem lean
Dalam pelaksanaan sistem lean, sangat penting peran setiap karyawan dalam ikut andil untuk mempraktekkan sehingga manfaat yang didapat bukan hanya dirasakan oleh perusahaan akan tetapi juga berdampak kepada kesejahteraan setiap karyawan. Transformasi lean memang tidak bisa dipungkiri harus dilakukan seiring dengan perkembangan persaingan dari perusahaan tersebut, transformasi ini harus menitikberatkan kepada rasa kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh setiap karyawan.Dari segi perusahaan juga harus memiliki pendalaman tentang investasi perusahaan yang paling berharga, yaitu karyawan tersebut. Dengan terciptanya kesejahteraan karyawan akan memancing keikutsertaan karyawan dalam pelaksanaan kebudayaan lean yang diterapkan. Kesejahteaan karyawan dalam hal ini lebih terkait dengan dukungan terhadap karyawan dalam peningkatan kemapuan serta sistem promosi yang tidak berat sebelah, dengan begitu kebudayaan lean terutama dalam pencapaian manfaat yang diharapkan untuk tidak terjadinya mura, muri serta muda yang tergolong dari pemborosan yang harus dihilangkan dalam aktivitas perusahaan akan tercapai.
Faktor lean hanya sebatas tool
Tidak sedikit perusahaan yang menerapkan sistem lean, menjadikan lean sebagai tools dalam pemecahan masalah tanpa melihat sistem lean secara keseluruhan yang akan berdampak kepada terciptanya kebudayaan lean pada organisasi perusahaan.
Kebudayaan lean yang tercipta disetiap aktivitas perusahaan bukan hanya terkait dengan penyelesaian masalah ketika permasalaha terjadi atau bias kita jadikan sistem lean sebagai sistem firefighter, akan tetapi sistem lean juga harus berkaitan dengan pencegahan agar permasalahan dalam produksi yang terdapat pada manufacturing tidak terjadi.
Faktor kurang menyeluruhnya penerapan sistem lean
Hal ini umum terjadi pada perusahaan, dalam penerapan sistem lean hanya diberlakukan kepada area-area tertentu saja. Kita bisa ambil contoh penerapan lean manufacturing yang terdapat pada manufaktur, biasanya hanya diterapkan kepada area produksi saja, dan area-area lain tidak menerapkan sistem lean tersebut.
Hal inilah yang kemudian akan menjadikan lean tidak bisa menjadi kebudayaan yang bisa dinikmati oleh setiap karyawan, atau bahkan hal ini akan menjadi beban tersendiri bagi produksi karena tidak mendapat dukungan yang mengimbangi sistem lean yang diterapkan di area produksi tersebut.
Perlu diketahui bahwa sistema lean yang diharapkan dipraktekkan di organisasi perusahaan tidak hanya berfokus kepada penghilangan 7 pemborosan saja akan tetapi juga harus berfokus kepada mura serta muri. Kedua pemborosan ini umumnya disebabkan dari kebijakan-kebijakan atasan yang akhirnya terciptalah 7 pemborosan tersebut atau umum disebut dengan muda.
Baca juga tulisan terkait:
Kedua pemborosan inilah yang terkadang dalam pelaksanaan sistem lean akan terlupakan, karena terkadang kita akan selalu sibuk dengan hal penyelesaian permaslahan yang terkait dengan muda tersebut. Maka disitulah tanpa disadari kita akan menjadikan praktek lean hanya sebagai tools yang berfokus kepada muda dan mengabaikan mura serta muri tersebut.
Dari faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa praktek lean baik itu di manufacturing, rumah sakit, ataupun organisasi lainnya, ada baiknya sistem lean dijadikan sebagai misi dari pencapaian produktivitas perusahaan dan hal tersebut bukan hanya kepada satu area organisasi saja akan tetapi harus dilakukan secara menyeluruh. Jika penetapan misi perusahaan yang didalamnya adalah penerapan sistem lean yang kemudian dikomunikasikan kepada setiap karyawan, tidak menutup kemungkinan akan terciptanya kebudayaan lean pada setiap sendi-sendi organisasi perusahaan.
Dalam pelaksanaan praktek lean tidak boleh menitikberatkan kepada satu level atau satu area saja, terkadang hal ini akan menjadi berat bagi perusahaan jika dalam mengimplementasikan sistem lean jika praktek tersebut dipaksakan dan hanya mengikuti dari trend perusahaan yang ada. Hubungan yang saling berkaitan antara level dari organisasi perusahaanlah yang akan membuat lean menjadi kebudayaan yang kemudian akan meningkatkan produktivitas dari perusahaan tersebut, bukan hanya dari segi produksi akan tetapi dari keseluruhan aktivitas yang ada dari perusahaan tersebut.
Perlu diketahui jika praktek dari sistem lean hanya mengandalkan dari trend ataupun dari konsultan ataupun pakar-pakar yang kita undang dan kontrak untuk menerapkan sistem lean diperusahaan, maka akan ada titik jenuh perusahaan dalam pemaksaan sistem lean yang diimplemntasikan di perusahaan. Dan titik jenuh tersebutlah yang kemudian akan menjadi boomerang bagi perusahaan yang tadinya berharap bahwa pelaksanaan sistem lean dapat mengurangi bahkan menghilangkan pemborosan akan tetapi justru akan menambah beban serta menjadikan sistem tersebut sebagai sumber dari pemborosan untuk perusahaan.
Baca juga tulisan terkait:<
Jadi ada baiknya jangan mengabaikan komunikasi yang berlangsung secara dua arah serta keterkaitan antara setiap area maupun level dalam penetapan diri untuk sebuah komitmen untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan dengan menggunakan lean dan sangat baik jika sistem lean tersebut bukan hanya dijadikan duplikasi dari referensi ayang ada akan tetapi lebih kepada transformasi lean yang berfokus kepada people development, people engagement, serta terciptanya kesejahteraan kepada setiap karyawan atau umum disebut dengan wellbeing dari semua level organisasi.
Demikian coretan lean tentang ‘Pemahaman Tentang Lean Manufacturing’ semoga bermanfaat bagi organisasi yang tertarik dalam mengembangkan kebudayaan serta sistem lean yang akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Silahkan tambahkan di kolam komentar jika ada pembahasan ataupun masukkan yang ingin disampaikan.
Post a Comment for "PEMAHAMAN TENTANG LEAN MANUFACTURING"