DEFINISI ISQ (IN-STATION QUALITY)

Definisi Quality - Lean manufacturing tidak hanya serta merta membicarakan bagaimana pencapaian hasil dari produksi, akan tetapi lean juga berfokus kepada bagaimana menjaga kualitas / quality agar tetap menjadi prioritas untuk kepuasan pelanggan.
“Quality, sebuah karakteristik yang melekat atau yang membedakan, sebuah tingkat atau level keunggulan”. - American Heritage Dictionary,1996



Jadi pengertian ahli berdasarkan kutipan diatas, quality merupakan keseluruhan dari fitur dan karakteristik dari sebuah produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Baca: Total Quality Management (TQM) : Pengertian, Metode, Prinsip dan Standarisasi


Jika quality berarti kesesuaian terhadap persyaratan, maka apakah In-Station Quality?


IN-STATION QUALITY(ISQ)

Dalam quality tidak dibenarkan adanya defect, jika dilihat dari pengertiannya defect adalah bagian yang tidak pantas untuk penggunaan oleh konsumen, akan tetapi defect tidak direncanakan, hal tersebut tidak tidak kita rancang dalam proses produksi. Jadi defect adalah bukti bahwa kita tidak dapat memperkirakan hasil dari process sepanjang waktu karena defect mirip dengan proses mengatakan ‘dapat!’. Defect menunjukkan pada kita hal yang tidak diketahui, tepatnya pada bagian mana kita tidak mengerti  process yang kita lakukan, maka dari itu dalam lean manufacturing defect adalah sebuah peluang untuk selangkah lebih maju, dengan mempelajari lebih lagi tentang bagaimana manambahkan value.


Defect bisa diibaratkan sebagai hama, yang memakan keuntungan anda, seperti hama pada umumnya, sekali menemukan jalan masuk, maka hama akan kembali lagi, seperti hama lainnya, jika anda melihat satu, anda tahu bahwa ada yang lain disekitarnya, bersembunyi.  Mereka tidak pernah hidup sendiri. dan seperti hama pada umumnya, cara satu-satunya untuk membasmi hama adalah dengan mengikuti mereka menuju sarangnya , dan bersihkan dari sumbernya.


Jadi apa yang harus kita lakukan adalah bangun budaya untuk berhenti untuk memperbaiki masalah, untuk mendapatkan kualitas yang diharapkan, serta ciptakan dalam peralatan anda kapabilitas untuk 1) mendeteksi masalah dan 2) berhenti jika ada masalah yang muncul.


Jadi konsep esensial dari ISQ adalah quality dimulai pada permulaan: GIGO, karena Konsumen adalah satu-satunya yang mengevaluasi quality dari produk baik itu secara internal maupun eksternal.


Dan untuk menjamin efektivitas standar kualitas, setiap pos kerja perlu hal berikut:
  • Tanggung-jawab yang jelas, masalah harus dapat terlihat agar dapat dipecahkan dengan menggunakan prinsip hanya terima good quality, hanya buat dengan good quality dan hanya mengantarkan good quality.
  • Standar yang konsisten
  • Kondisi yang responsif, dengan menggunakan andon yaitu alat permintaan bantuan, yang berarti: “Saya tidak dapat memenuhi standar”
  • Jika dibiarkan tanpa direspon, masalah tidak akan pergi, masalah hanya akan tersembunyi dan muncul lagi
  • Merupakan bagian dari budaya yang mendorong untuk berhenti untuk dan Mendapatkan kualitas yang benar. 



Aturan Dasar Operasi dari In-Statiun Quality

  • Komunikasikan tentang keberadaan defect sampai pada titik tindakan perbaikan akan dilakukan secepatnya dan dengan akurat. 
  • Pekerja yang menemukan barang dengan defect harus mengembalikan kepada pekerja yang menghasilkan defect tersebut. 
  • Tujuannya adalah untuk memperbaiki masalah secepat mungkin. Lebih awal kondisi yang tidak sesuai ditemukan, lebih baik.
  • Kita perlu membangun kualitas yang baik di dalam, bukan menginspeksi kualitas yang buruk.



Sumber: Dok. Pribadi



Untuk memastikan standar kualitas yang efektif, pastikan setiap stasiun atau setiap aliran proses harus memiliki proposisi yang bernilai, karena hampir setiap konsumen menyukai gagasan proposisi yang bernilai. Intinya, proposisi yang bernilai adalah sesuatu yang membantu memberikan beberapa bentuk kepuasan tambahan kepada pelanggan sebagai hasil dari penggunaan produk Anda melebihi produk yang ditawarkan oleh pesaing. Biasanya, proposisi nilai diberikan dalam bentuk layanan pelanggan berkualitas, kemampuan produk untuk memenuhi permintaan pelanggan. Penting bagi perusahaan untuk membangun budaya  "berhenti" untuk memperbaiki masalah, untuk mendapatkan kualitas yang diharapkan, karena masalah ynag terjadi jika terus dilanjutkan akan menimbulkan masalah-maslah baru lainnya. Sangat perlu juga untuk mengmbangkan sebuah sistem visual yang dapat memperingatkan pengawas ataupun supervisor jika ada mesin atau proses yang membutuhkan pertolongan.


Dari proposisi yang bernilai tersebut kita akan mendapatkan kapabilitas dari perfect quality, dengan bisa mengenali masalah yang muncul, berkumpul dan memecahkan masalah yang muncul, menyebarkan pengetahuan baru hingga memimpin dengan mengembangkan kapabilitas sebelum-sebelumnya.


Pada umumnya sangat sulit untuk membangun kebiasaan untuk berhenti untuk memperbaiki masalah, hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti :
  • Para Manajer (dan pekerja) dibayar untuk mencapai target produksi.
  • Masalah-masalah disembunyikan dengan stok/inventori.
  • Defects akan diperbaiki (jika ketahuan) tetapi tidak diinvestigasi dan dipecahkan permasalahannya.
  • Tindakan penanggulangan diaplikasikan pada tempat kerja atau pekerjanya, tetapi tidak pada sistem secara keseluruhan.
  • Manajemen mengharapkan peningkatan, tetapi tidak mempersiapkan dukungan: pemecahan masalah didelegasikan pada pengewas atau anggota tim produksi, mereka juga bertanggung jawab terhadap pertambahan value pada proses produksi.



Dan untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas, ada beberapa pra-syarat yang bisa dilakukan untuk menciptakan budaya “menghentikan, diantaranya :
  • Pahami budaya anda saat ini dan mengapa budaya tersebut dikembangkan.
  • Persiapkan visi yang jelas untuk perubahan.
  • Perhatikan rasa respek dan harga diri dari para pekerja.
  • Bentuk kestabilan yang baik pada setiap proses.
  • Persiapkan metode untuk menghentikan lini produksi.
  • Process harus menyediakan indikasi yang jelas dan benar tentang titik pasti dari masalah.
  • Buat sedemikian rupa sehingga pekerja merespon ketika lini produksi berhenti.
  • Definisikan peran dan prosedur untuk merespon terhadap masalah.
  • Ubah proses pengukuran dari hanya berdasar pada kuantitas ke kualitas-yang-terkandung.
  • Latih pekerja untuk memecahkan masalah.
  • Tingkatkan rasa urgensi, dan buat menjadi penting untuk memecahkan masalah. 



Dari pra-sayarat di atas maka, dapat disimpulkan bahwa adanya tanggung jawab yang jelas, diperlukannya konsistensi dalam menjalankan standar kerja, serta diperlukannya kondisi yang responsif, yaitu kondisi dimana setiap karyawan memiliki kaizen mindset terhadap setiap permaslahan yang terjadi.


Masalah pada In-Station Quality

  • Inspeksi dan perbaikan adalah NVA tetapi diperlukan, karena defects diteruskan.  Selama berjalannya waktu, selama ISQ dilakukan, timbulnya pemborosan ini harus diminimalkan.
  • Proses alur material diisi dengan pemeriksaan berulang yang terpisah-pisah, inspeksi, dan langkal pengendalian.  Hal tersebut tidak menambah value tetapi tetap dilakukan karena tidak ada yang mempercayai quality  dan standar subyektif.
  • Inspeksi dan pengerjaan ulang adalah biaya dan hal tersebut bisa dihindari.
  • Perilaku yang meneruskan /membiarkan masalah untuk tetap menjaga lini produksi berjalan menyebabkan defects tersembunyi dan bertambah terus.  Hal tersebut juga membuat anggota atau pekerja terbiasa bahwa standar quality tidak nyata.



Untuk mengatasi masalah diatas, diperlukan aturan dasar operasional dari in-station quality tersebut, seperti, mengkomunikasikan tentang keberadaan defect sampai pada titik tindakan perbaikan akan dilakukan secepatnya dan dengan akurat, dan pekerja yang menemukan barang dengan defect harus mengembalikan kepada pekerja yang menghasilkan defect tersebut dengan tujuannya adalah untuk memperbaiki masalah secepat mungkin. Hal ini dikarenakan lebih awal kondisi yang tidak sesuai ditemukan, lebih baik, di situ kita perlu membangun kualitas yang baik di dalam, bukan menginspeksi kualitas yang buruk.


Jadi perlu bagi perusahaan dan anda untuk menjustifikasi mengapa anda atau perusahaan membutuhkan In-station quality (ISQ)


Keuntungan dari ISQ

  • Meningkatkan quality dan secara simultan mengurangi biaya dari quality yang kurang baik.
  • Membantu menjaga aliran material di lini produksi.
  • Mengurangi lead time secara total.
  • Meningkat moral operator.
  • Meningkatkan keterlibatab pekerja karena mereka bisa berkontribusi melalui ide untuk meningkatkan quality.
  • Membangun reputasi yang baik untuk pabrik di mata para konsumen.



Demikian tentang definisi dari ISQ (In-station quality), semoga dengan coretan ini dapat menjadi bayangan buat anda yang membutuhkan informasi tentang menjaga kualitas dalam proses. semoga bermanfaat.


Jika anda suka ataupun merasa artikel ini bermanfaat, tolong bagikan melalui tombol media sosial di bawah, Terimakasih.

Post a Comment for "DEFINISI ISQ (IN-STATION QUALITY)"