LEAN MANUFACTURING : MENCIPTAKAN BUDAYA KERJA INOVATIF SERTA BUDAYA SUPPORTIF

Konsep penerapan lean Manufacturing di perusahaan adalah menciptakan aktivitas bernilai tambah (Value added) dengan menghilangkan pemborosan (waste). Hal ini mencakup tujuan Lean Manufacturing adalah memaksimalkan sumberdaya juga melibatkan mereka untuk ikut dalam melakukan perbaikan berkesinambungan (Kaizen).


Baca Juga:

Dari pengertian diatas, diharapkan adanya budaya kerja yang inovatif dengan mengoptimalisasi kemampuan karyawan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang tanpa menghilangkan budaya suportif.


Budaya kerja inovatif yang suportif tidak akan terjadi apabila hanya sebatas konsep maupun mencontoh tanpa penerapan di organisasi bisnis, maka diperlukan contoh ide inovasi yg kreatif di tempat kerja agar menjadi motivasi karyawan. Ini bisa berasal dari suggestion system (Team members voice).


Inilah mengapa budaya kerja dengan prinsip kaizen teian adalah dapat menciptakan kreativitas. Membuat inovasi sederhana tidak harus dibuat secara complicated, tetapi ide perbaikan berkesinambungan atau Kaizen dengan membuat inovasi kreatif di tempat kerja maupun kantor dengan hal kecil, seperti penerapan budaya 5S.

Di atas kertas, program lean manufacturing jika dipelajari sangat menarik dan banyak perusahaan tertarik untuk mempraktekkan program-program tersebut. Akan tetapi penerapannya, baik itu di rumah sakit, pabrik, bank, manufaktur, dll sering gagal menciptakan budaya kerja yang inovatif dan budaya kerja suportif di organisasi perusahaan.


Cara Menciptakan Budaya Inovatif


Penerapan lean manufacturing di perusahaan, baik itu di rumah sakit, pabrik, bank, manufaktur, dll sering gagal untuk mengembangkan sumberdaya mereka yang paling bernilai yaitu kreatifitas, imajinasi dan pemikiran original. Ini terjadi karena kurangnya pendekatan sistematis dalam membangun budaya inovasi yang kemudia menjadi pertanyaan mengapa hal tersebut terjadi, sehingga mereka kalah bersaing dengan competitornya.


Pemikiran kreatif untuk mengembangkan budaya inovasi yang suportif di perusahaan diperlukan agar dapat meningkatkan produktifitas bisnis. Berikut ini langkah-langkah yg harus dilakukan agar budaya kerja inovatif menjadi budaya suportif:

1. Standar kerja pemimpin


Standar kerja seorang pemimpin dengan lean leadership adalah passion untuk suatu perubahan, passion agar membuat perusahaan menjadi lebih baik. Seperti diketahui bahwa Anda akan mencapai tujuan apabila kerjasama tim dengan kepemimpinan yang memliki goal serta menghargai kontribusi baik itu berupa ide maupun gagasan dalam penerapan lean manufacturing di rumah sakit, pabrik, bank, maupun manufaktur.


enjata yang paling ampuh di dunia ini adalah jiwa manusia yang penuh dengan semangat. Gairah atau sering disebut passion, merupakan hal pertama dan esensial untuk membangun budaya kreatif. Setiap penemuan yang luar biasa dimulai dari passion. Passion untuk suatu perubahan, passion untuk membuat dunia ini menjadi lebih baik. Passion untuk berkontribusi dan untuk membuat perubahan, serta passion untuk menemukan sesuatu yang baru.

Dengan tim yang penuh passion, Anda dapat mencapai segalanya. Tanpanya, pegawai Anda akan terhambat dan tidak memiliki tujuan.


Satu hal yang harus disadari adalah passion yang hanya dimiliki seorang diri tidaklah cukup. Anda harus bisa mengembangkan passion itu ke arah pencarian tujuan. Dan dengan penentuan tujuan tersebut, Anda dapat menyebarkan passion itu ke seluruh tingkat dalam organisasi.


Kita bisa mengambil contoh kasus kaizen dalam mempraktekkan prinsip-prinsip dasar lean maufacturing, dimana prinsip dasar kaizen ini akan menciptakan ide inovatif dan kreatif yang berasal dari gagasan karyawan. Standar kerja kepemimpinan dengan menghargai ide-ide perkerja, memungkinkan terciptanya value yang akan berdampak kepada peningkatan profit bisnis. Ciri khas Kaizen inilah manjadikan pekerja akan berani mengungkapkan ide kreatif mereka.


Baca Juga:



2. Visual control


Salah satu cara dalam menciptakan budaya kerja yang inovatif juga kreatif, dapat mulai dari visual management berupa visual control. Contoh inovasi dalam organisasi dengan menampilkan visual management sebagai motivasi bagi pekerja lainnya sehingga budaya kerja inovatif dalam sikap suportif dapat terjadi di tempat kerja.

Ini juga dapat mendorong keberanian karyawan untuk mengungkapkan permasalahan yang mereka hadapi. Dengan begitu pekerja memiliki kebabasan untuk mengambil suatu resiko kreatif tanpa perasaan takut.


Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak leadership di perusahaan jarang sekali mengarahkan pegawainya untuk berani mengemukakan pendapat karena takut mengambil resiko bahwa sumberdaya menjadi lebih pintar darinya dan mengakibatkan pengembangan perusahaan terhambat.


3. Memiliki rasa tanggung jawab setiap hari


Rasa tanggung jawab setiap hari ini berkenaan dengan bagaimana karyawan begitu takut untuk membuat kesalahan sehingga mereka lupa untuk mengejar tujuan mereka. Para pekerja hanya mengikuti peraturan yang ada begitu seterusnya sehingga tidak dapat melahirkan sumberdaya keratif dan inovatif.


Untuk diketahui bahwa seorang inovator yang hebat tidak hanya lahir karena dirinya pintar atau lebih baik dari orang lain. Tetapi keberanian untuk mengungkapkan pendapat mereka dengan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan setiap hari walaupun terdapat kegagalan.


Tentu saja Anda akan menemukan suatu kegagalan dalam satu pekerjaan, akan tetapi ini tidak menjadikan penghalang dalam terus menciptakan ide dan gagasan yang inovatif. Ingat meningkatkan profitabilitas bisnis tentu memiliki resiko, dengan rasa tanggung jawab dan keinginan untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dalam menciptakan aktivitas bernilai (value added) tentu merupakan budaya inovasi yang suportif di perusahaan yg diperlukan agar dapat meningkatkan produktifitas usaha bisnis.


4. Panggil semua orang untuk memiliki disiplin


Kalau boleh diibaratkan, budaya lean dalam sebuah organisasi adalah mesin, maka disiplin merupakan bahan bakarnya. Melalui disiplin tentu akan mengoptimalisasi kemampuan sumberdaya dalam menciptakan gagasan kreatif.


Lean Manufacturing: Menciptakan Budaya Kerja Inovatif serta Budaya Suportif



Dengan disiplin tentu akan menemukan perbedaan dalam segala hal akan membantu membangun budaya kreatif. Perbedaan itu wajar, karena setiap orang memiliki pemikirannya sendiri, dengan perbedaan tersebut melalui disiplin dan standarisasi akan menjadi keajaiban tersendiri bagi pengembangan perusahaan.


Cara membangun budaya lean manufacturing dengan disiplin ini merupakan suatu wadah yang dapat menampung berbagai macam perbedaan justru akan lebih mudah untuk menghasilkan ide segar baru dalam berpikir dan menghasilkan hasil yang luar biasa.


Kesimpulan Menciptakan Budaya Kerja Inovatif dan Budaya Suportif


Mendorong, mengembangkan, dan mencapai budaya yang inovatif dengan metode dan ciri khas kaizen sebagai cara mengembangkan budaya inovasi dalam organisasi merupakan budaya kerja lean manufacturing bertujuan menciptakan nilai (value) bagi pelanggan sehingga dapat menjadi strategi manajemen dalam meningkatkan profit bisnis perusahaan.


Budaya organisasi yang inovatif mencakup pengertian budaya inovatif dengan menghargai semua ide maupun gagasan yang diberikan oleh karyawan dari semua level kedudukan. Organisasi perusahaan seperti ini memang jarang ditemukan, akan tetapi jika tidak dimulai dari sekarang, lalu kapan lagi Anda akan mendorong inovasi melalui ide kreatif dari pekerja.

Post a Comment for "LEAN MANUFACTURING : MENCIPTAKAN BUDAYA KERJA INOVATIF SERTA BUDAYA SUPPORTIF"