PENGERTIAN RFT

Right First Time - Dalam manufacturing maupun organisasi yang bergerak dalam bidang penyediaan layanan, sangatlah berharap agar RFT atau bisa di sebut dengan FTT ( First Time Through ) memiliki waktu yang singkat terutama saat terjadinya pergantian style ataupun change over.
Hal ini dikarenakan jika waktu pencapaian RFT lebih cepat maka bisa di katakan bahwa produksi sudah mulai bisa menjalani atau memproduks sesuai dengan permintaan dari pelanggan. Ada banyak hal yang mempengaruhi RFT ataupun FTT dapat tercapai ataupun tidak, akan tetapi sebelum melihat faktor yang mempengaruhi tercapainya RFT ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu definisi dari RFT tersebut.

Arti Right First Time (RFT)

FTT atau RFT merupakan alat untuk mengukur kemampuan dalam memproduksi produk bebas cacat pada kesempatan pertama tanpa perbaikan. Biasanya ukuran pertama yang bisa dilakukan adalah saat ruang produksi memproduksi produk baru, pergantian dari produk lama ke produk baru tersebut diharapkan menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas produk yang diminta oleh pelanggan.

Right First Time
Contoh RFT

Peran penting sistem lean dalam menciptakan produk tanpa cacat bisa dilakukan dengan berbagai macam alat / lean tools, seperti: pokayoke. Selain dari itu juga sangat diperlukan kerjasama tim baik secara internal maupun eksternal produksi, secara internal produksi bisa seperti kemampuan atasan seprti pengawas maupun supervisor dalam menentukan layout ataupun aliran setiap proses dan menempatkan setiap anggotanya di posisi yang tepat, sedangkan untuk faktor eksternal, bisa berupa persiapan mesin maupun suplay material dari departement-departement penghubung.

Syarat Dalam Mencapai RFT

Sangat penting bagi setiap karyawan untuk mengetahui beberapa persyaratan agar pencapaian RFT bisa lebih cepat, diantaranya:

1. Implementasi dari standar yang didefinisikan dengan baik.

Artinya sangat penting bagi setiap karyawan untuk mengikuti standar kerja dalam melakukan pekerjaan, hal ini memungkinkan akan berkurangnya tingkat kesalahan dalam melakukan pekerjaan yang mengakibatkan kepada pemborosan waktu dalam perbaikan atas kesalahan dalam pembuatan produk tertentu.
Implementasi standar kerja pada produksi akan berjalan jika intruksi kerja dilakukan dengan jelas dan mudah dipahami oleh setiap karyawan sehingga metode kerja yang diterapkan sama antara karyawan satu dengan yang lainnya.

2. Proses yang stabil.

Dalam pembuatan produk sudah barang tentu dibutuhkan proses-proses yang saling berkaitan, baik di dalam area produksi seperti antar proses dalam layout maupun lintas produksi ataupun antar departemen terkait.
Dengan stabilnya proses pada produksi maka tidak akan menimbulkan penumpukan yang berarti dan hal ini juga berdampak kepada pekerjaan yang dilakukan secara terburu-buru tanpa memikirkan kepentingan dari kualitas produk itu sendiri. Pekejaan yang dilakukan secara terburu-buru dengan tujuan hanya untuk mengurangi WIP, maka pekerjaan tersebut akan banyak menimbulkan permakan atau rework bagi pekerja tersebut.

3. Pemeliharan peralatan yang baik.

Bukan hanya faktor dari kemampuan karyawan saja yang menjadi tolak ukur terciptanya FTT atau RFT dengan cepat, akan tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut, yaitu faktor mesin.
Mesin yang rusak ataupun penyetelan mesin yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan juga memiliki andil dalam terciptanya sebuah permakan pada produk.
Jadi sangat penting sekali pemeliharaan peralatan dilakukan tanpa harus menunggu mesin atau peralatan tersebut rusak.

4. Tenaga kerja yang mahir dan diberi kewenangan jelas.

Kemampuan karyawan dalam mengerjakan subuah proses sehingga proses tersebut dalam menghasilkan produk sesuai dengan permintaan pelanggan sangat menentukan hasil dari kualitas produk yang dihasilkan. Untuk mendapati tenaga kerja yang mahir maka sangat diperlukan kerjasama dalam pembangunan sumberdaya manusia berupa Upgrade skill.
Bukan hanya kepada karywan yang melakukan proses tersebut akan tetapi juga harus diberikan kewenangan yang jelas dalam pengaturan pambagian tugas kerja, disini juga sangat penting peran serta pengawas dan supervisor dalam memberikan intruksi serta wewenang yang jelas dan hal tersebut HARUS dilakukan oleh karyawan tersebut.


Istilah Dalam RFT

Jika kita membahas tentang RFT, maka ada beberapa istilah terutama tentang permakan sebuah hasil produk, dan istilah ini umumnya digunakan pada manufacturing. Istilah tersebut adalah:

1. Defect

Defect merupakan sesuatu yang salah dan tidak dapat diperbaiki. Dalam manufacturing footwear umumnya menggunakan grade B atau grade C dalam mengidentifikasi defect tersebut.

2. Rework

Merupakan bagian tertentu dari hasil produksi seperti misal: baju yang telah utuh menjadi satu 1 pc baju, kemudian dalam pengecekkan ditemukan bagian tertentu yang tidak sesuai dengan standar kualitas produk yang telah ditentukan sehingga perlu dilakukan perbaikan.
Bagian tertentu yang tidak sesuai standar tersebutlah yang dikatakan sebagai rework. Rework umumnya dilakukan diluar line atau diluar Takt Time dan/atau didalam line dengan pemberhentian diluar jadwal normal.


Pada kesimpulannya, dalam manufacturing bisa dikatakan berhasil dalam pencapaian target produksi jika pencapaian tersebut juga diiringi dengan pancapaian RFT, sehingga tidak terjadinya pemborosan-pemborosan dalam aktivitas produksi yang berdampak kepada menurunnya produktivitas pada manufacturing tersebut.

Demikian tulisan tentang Pengenalan RFT, jika ada yang kurang dari tulisan tersebut ataupun saran, silahkan anda tambahkan pada kolom komnetar yang terdapat pada https://blogcoretangw.blogspot.com.




Post a Comment for "PENGERTIAN RFT"