RFT atau Right First Time - Istilah Right First Time merupakan kepanjangan dari RFT ataupun First Time Through yang merupakan kepanjangan dari FTT akan sering di dengar dalam Lean manufacturing. RFT merupakan konsep pengukuran untuk memastikan semua aktivitas dilakukan dengan cara yang benar serta menghasilkan output berkualitas sesuai dengan permintaan pelanggan pada saat pertama pelaksanaan.
RFT yang merupakan konsep manajemen mutu TQM dengan tujuan untuk mengetahui lebih awal permasalahan yang timbul sehingga menyebabkan terjadinya cacat pada produk yang dihasilkan maupun pengerjaan ulang terhadap proses tersebut Dalam pelaksanaan lean manufacturing menerapkan stop line (berhenti) dalam melanjutkan pekerjaan untuk memperbaiki dan mendapatkan kualitas produk yang bagus akan sangat terlihat sulit dilakukan oleh perusahaan karena hal ini akan berdampak kepada turunnya hasil produksi.
Sudut pandang tersebut kerap terjadi dikarenakan pola fikir dari senior level yang kurang memahami tentang bagaimana menghentikan hasil pekerjaan yang tidak bagus dan berpotensi untuk menimbulkan defect terhadap produk yang akan dihasilkan.
Pelanggan baik itu internal maupun eksternal merupakan seseorang atau bagian yang dapat mengevaluasi hasil kerja seseorang ataupun produk yang dihasilkan. Oleh karena itu dalam pencapaian RFT sangat dibutuhkan juga pelaksanaan ISQ atau kepanjangan dari In-Station Quality, dan ISQ berarti tidak pernah membiarkan hasil kerja cacat bisa lolos ke stasiun/langkah berikutnya.
RFT juga merupakan measurement dari manufacturing untuk mengetahui seberapa bagus produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Untuk melihat performace kualitas produk perusahaan perhari, anda dapat menggunakan cara perhitungan RFT sebagai berikut:
Sebagai contoh:
Jika pada manufacturing menghasilkan 600 pcs per jam dan terdapat rework termasuk defect 100pcs maka right first time (RFT) dari manufactur tersebut selama sejam adalah;
Baca:
Jika anda mampu membangun pola fikir untuk berhenti ketika terjadi masalah, sebnarnya hal tersebut akan membantu anda dalam meningkatkan produktivitas perusahaan, hal ini dikarenakan anda tidak mengizinkan andanya pengerjaan ulang terhadap proses yang bermasalah karena telah di prediksi dan ditangani sebelum timbul masalah lain yang diakibatkan oleh permasalah yang menjadi sumbernya.
Kami coba mengutip dari Toyota Ways Principles #5, bahwa membangun kebudayaan berhenti untuk memperbaiki masalah bertujuan sebagai berikut:
Kesimpulan: Dalam mempraktekan sistem lean manufacturing, ada baiknya anda/perusahaan anda lakukan tidak setengah hati, karena jika hal tersebut terjadi maka praktek lean manufacturing pada perusahaan anda tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Demikian tulisan kami tentang Pengertian serta Cara Perhitungan RFT dalam pelaksanaan lean manufacturing. Semoga dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi pelaksana lean manufacturing serta pengunjung setia blogcoretangw.blogspot.com.
Kami ucapkan terimakasih telah menyediakan waktu untuk berkunjung serta membaca tulisan yang terdapat pada Coretan Lean, jika ada pembahasan yang terlewatkan dari tulisan kami ataupun ada ide maupun masukkan yang terkait dengan tulisan kali ini, silahkan anda tulis pada kolom komentar yang terdapat pada blog ini.
RFT yang merupakan konsep manajemen mutu TQM dengan tujuan untuk mengetahui lebih awal permasalahan yang timbul sehingga menyebabkan terjadinya cacat pada produk yang dihasilkan maupun pengerjaan ulang terhadap proses tersebut Dalam pelaksanaan lean manufacturing menerapkan stop line (berhenti) dalam melanjutkan pekerjaan untuk memperbaiki dan mendapatkan kualitas produk yang bagus akan sangat terlihat sulit dilakukan oleh perusahaan karena hal ini akan berdampak kepada turunnya hasil produksi.
Sudut pandang tersebut kerap terjadi dikarenakan pola fikir dari senior level yang kurang memahami tentang bagaimana menghentikan hasil pekerjaan yang tidak bagus dan berpotensi untuk menimbulkan defect terhadap produk yang akan dihasilkan.
Pelanggan baik itu internal maupun eksternal merupakan seseorang atau bagian yang dapat mengevaluasi hasil kerja seseorang ataupun produk yang dihasilkan. Oleh karena itu dalam pencapaian RFT sangat dibutuhkan juga pelaksanaan ISQ atau kepanjangan dari In-Station Quality, dan ISQ berarti tidak pernah membiarkan hasil kerja cacat bisa lolos ke stasiun/langkah berikutnya.
CARA PERHITUNGAN RFT
Pada manufaktur, ketika terjadi pergantian style atau change over hal yang menjadi pusat perhatian pertama adalah RFT, karena hal inilah yang menentukan bahwa pergantuan style dapat berjalan lancar, yang kemudian akan menjadi titik awal perhitungan Ramp-up terhadap pergantian style hingga pencapaian target perusahaan.RFT juga merupakan measurement dari manufacturing untuk mengetahui seberapa bagus produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Untuk melihat performace kualitas produk perusahaan perhari, anda dapat menggunakan cara perhitungan RFT sebagai berikut:
RFT = ((Jumlah yang dihasilkan - Permakan) X 100) : Jumlah yang dihasilkan)
Sebagai contoh:
Jika pada manufacturing menghasilkan 600 pcs per jam dan terdapat rework termasuk defect 100pcs maka right first time (RFT) dari manufactur tersebut selama sejam adalah;
Maka perhitungan RFTnya
((600 pcs - 100 pcs) X 100) : 600 pcs = 83.33%
Jadi RFT untuk manufacturing dalam 1 jam sebesar 83.33%
((600 pcs - 100 pcs) X 100) : 600 pcs = 83.33%
Jadi RFT untuk manufacturing dalam 1 jam sebesar 83.33%
Baca:
- Apa Hubungan TPM Dengan OEE
- Meningkatkan Kualaitas Produk Melalui Program Total Quality Management (TQM)
- Apa Itu TQM (Total Quality Management) Dan Cara Implementasi Dalam Lean Six Sigma
- Penerapan dan Teknik Prinsip TQM
CARA MEMBANGUN KEBUDAYAAN BERHENTI UNTUK MEMPERBAIKI MASALAH
Seperti yang kami ungkapkan di atas bahwa tidaklah mudah untuk menciptakan kebudayaan berhenti untuk menangani serta melakukan problem solving terhadap masalah yang timbul. Berdasarkan pengalaman kami dalam menjalankan lean manufacturing, hal ini disebabkan adanya ketakutan tersendiri dari pihak produksi akan turunnya hasil produksi.Jika anda mampu membangun pola fikir untuk berhenti ketika terjadi masalah, sebnarnya hal tersebut akan membantu anda dalam meningkatkan produktivitas perusahaan, hal ini dikarenakan anda tidak mengizinkan andanya pengerjaan ulang terhadap proses yang bermasalah karena telah di prediksi dan ditangani sebelum timbul masalah lain yang diakibatkan oleh permasalah yang menjadi sumbernya.
Kami coba mengutip dari Toyota Ways Principles #5, bahwa membangun kebudayaan berhenti untuk memperbaiki masalah bertujuan sebagai berikut:
- Untuk mendapatkan Kualitas yang benar pada kali pertama.
- Kualitas untuk pelanggan adalah Apa yang membedakan pemasok/perusahaan anda dari pemasok lain atau disebut dengan value proposition.
- Ciptakan/ perbaikan terus menerus ke peralatan milik perusahaan anda, agar memiliki kemampuan Mendeteksi masalah dan Berhenti sendiri ketika terjadi masalah. Hal ini dapat terimplementasi dengan prinsip dari Jodika, yaitu mesin dengan kecerdasan manusia, mendukung konsep "membangun" kualitas ini.
- Kembangkan Sistem visual yang mengingatkan pemimpin tim bahwa mesin atau proses memerlukan bantuan.
- Bangun sistem pendukung organisasi anda untuk memecahkan masalah dengan cepat dan menerapkan tindakan pencegahan.
- Bangun Budaya dengan filosofi untuk berhenti atau melambat untuk mendapatkan kualitas yang benar saat pertama kali meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang.
Kesimpulan: Dalam mempraktekan sistem lean manufacturing, ada baiknya anda/perusahaan anda lakukan tidak setengah hati, karena jika hal tersebut terjadi maka praktek lean manufacturing pada perusahaan anda tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Demikian tulisan kami tentang Pengertian serta Cara Perhitungan RFT dalam pelaksanaan lean manufacturing. Semoga dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi pelaksana lean manufacturing serta pengunjung setia blogcoretangw.blogspot.com.
Kami ucapkan terimakasih telah menyediakan waktu untuk berkunjung serta membaca tulisan yang terdapat pada Coretan Lean, jika ada pembahasan yang terlewatkan dari tulisan kami ataupun ada ide maupun masukkan yang terkait dengan tulisan kali ini, silahkan anda tulis pada kolom komentar yang terdapat pada blog ini.
Post a Comment for "RIGHT FIRST TIME PADA MANUFACTURING"