Continuous Improvement Dalam Penerapan Lean Manufacturing

Lean Manufacturing - Bagi Anda yang baru mengenal tentang lean mungkin Anda akan seiring mendengar kalimat Continuous Improvement dalam setiap usaha melakukan perbaikan dan peningkatan baik itu mutu maupun produk atau layanan, lalu apa arti continuous improvement dan bagaimana metodenya.

Istilah continuous improvement atau biasa di singkat dengan CI mengacu pada konsep Kaizen yang dapat diartikan sebagai perbaikan terus-menerus atau perbaikan berkelanjutan. Penerapan Kaizen tidak hanya dilakukan oleh perusahaan atau organisasi manufaktur akan tetapi sudah menyebar ke semua perusahaan penyedia layanan baik itu jasa maupun produk.

Untuk memahami lebih jauh tentang continuous improvement yang diterapkan oleh perusahaan penganut sistem lean manufacturing, dalam pembahasan kali ini kami sajikan tulisan tentang definisi dan metode continuous improvement.

Pengertian Continuous Improvement (CI)

Continuous Improvement Dalam Penerapan Lean Manufacturing

Continuous Improvement (Perbaikan berkelanjutan) adalah metode untuk mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan aktivitas bernilai (VA) dan mengurangi 7 wastes (7 pemborosan). Praktik ini diformalkan oleh Lean, Agile, Kaizen di bidang manufaktur maupun bisnis, dan sekarang digunakan oleh ribuan perusahaan di seluruh dunia untuk mengidentifikasi peluang penghematan.

Ideologi Continuous Improvement dapat dikombinasikan untuk hasil yang sangat baik. Misalnya, Kaizen dan Kanban bisa berjalan beriringan untuk memfasilitasi perbaikan terus-menerus. Kaizen dan Kanban dapat diintegrasikan bersama untuk memungkinkan perbaikan terus menerus melalui visualisasi alur kerja.

Dalam semua metodologi Lean maupun Agile, perbaikan terus menerus merupakan fokus utama, selain standar layanan pelanggan yang tinggi dan pengurangan pemborosan dalam bentuk biaya, waktu dan cacat yang menimbulkan pengerjaan ulang.

Konsep perbaikan terus-menerus dibawa ke Jepang dari Amerika Serikat setelah perang dunia kedua untuk membantu dalam rekonstruksi industri Jepang (Schroeder dan Robinson, 1991). Sebuah konsep terkenal terkait dengan terus menerus perbaikan adalah kaizen, yang memiliki asal-usulnya di Jepang dan berarti perubahan terus menerus untuk lebih baik dengan melibatkan seluruh karyawan (Imai, 1986).

Menurut Kinlaw (1992), aktivitas continuous improvement merupakan kegiatan bertujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan, proses kerja, dan performansi supplier yang dapat didesain dan diterapkan serta dikerjakan dalam tim kerja (team work). Pentingnya kerja tim dalam bisnis dan industri tertanam dalam konsep simultan continous improvement dan Total Quality Management (TQM).

Tidak sedikit dari perusahaan menerapkan lean manufacturing secara kaku dan formal, yang memungkinkan arah perbaikan yang diharapkan kurang memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh perusahaan, dan continuous improvement atau kaizen inilah yang dapat dijadikan praktek dasar perbaikan secara flexible.

Kaizen: Penerapan perbaikan dengan flexible

Kaizen adalah perbaikan kecil yang berlangsung oleh upaya berkesinambungan. Di sisi lain, kaizen menekankan upaya manusia, moral, komunikasi, pelatihan, kerjasama, pemberdayaan dan disiplin diri, yang merupakan pendekatan berdasarkan akal sehat, berbiaya rendah. (Imai, 1986).

Banyak perusahaan telah mengalihkan fokus pada pendekatan yang lebih formal terhadap manajemen proyek dan proses seperti metodologi lean maupun agile, akan tetapi penerapan continuous improvement dapat dijadikan sebagai metodologi formal dan juga non-formal, seperti meggabungkan kedua atau lebih metodologi lean atau agile seperti kaizen dengan kanban maupun lean tools lainnya.


Metode Continuous Improvement

Dari sekian banyak lean tools yang digunakan untuk menjalankan praktek Continuous Improvement adalah PDCA (Plan-Do-Check-Act). Pemodelan continuous improvement ini juga biasa disebut dengan PDCA Cycle, Siklus Shewhart ataupun Siklus Deming.

Pengertian sederhana PDCA adalah rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan rencana kerja, pelaksanaan rencana kerja, pemeriksaan pelaksanaan rencana kerja, serta perbaikan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.

PDCA merupakan suatu proses pemecahan masalah empat langkah iteratif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.

PDCA Adalah

  • Plan. Tahap dimana tim perbaikan mengidentifikasi peluang untuk perubahan serta rencana dari perbaikan.
  • Do. Pelaksanaan dan implementasi dari rencana perubahan.
  • Check. Melihat serata melakukan pengukuran akan tingkat keberhasilan terhadap pelaksanaan perbaikan yang telah dilakukan.
  • Act/Adjust. Jika perubahan dianggap sukses dan berhasil serta mendatangkan peningkatan perubahan perbaikan, lakukan penyebaran dan standarisasi. Dan jika perubahan belum mendatangkan perbedaan yang berarti, ulangi kembali denga tahapan awal dari siklus PDCA.


Metode continous improvement lain adalah TQM (Total Quality Management), Lean ataupun Six Sigma, dengan mendorong keikutsertaan karyawan dan membutuhkan kemampuan teamwork yang baik.



Continuous vs Continual: Sama atau beda?

Istilah continuous dan continual tampak seperti sama, dalam melakukan perubahan dan perbaikan selain anda akan menemukan kalimat continuous improvement anda juga akan mendengar continual improvement process. Jadi apa arti continual dan continuous dalam improvement?.

Continual Improvement merupakan istilah yang lebih luas yang disukai oleh W. Edwards Deming untuk mengacu pada proses perbaikan yang umum dan mencakup perbaikan "terputus-putus", yaitu, banyak pendekatan yang berbeda, yang mencakup wilayah yang berbeda.

Continous Improvement adalah sebuah subset dari continual improvement dengan fokus yang lebih spesifik pada perbaikan linear dan inkremental dalam proses yang ada. Beberapa praktisi juga mengasosiasikan perbaikan terus-menerus dengan teknik pengendalian proses statistik (SPC).

Kesimpulan: Continous improvement merupakan bagian dari continual improvement dan memiliki fokus lebih detail dibandingkan continual itu sendiri.


Keuntungan Penerapan Continuous Improvement

Benefit yang bisa didapatkan dalam penerapan continous improvemen di perusahaan dalam penerapan lean manufacturing, adalah:

1. Mengurangi biaya sebuah proyek perbaikan.

Cost/pembiayaan merupakan penting bagi pemegang proyek perbaikan untuk mengetahui biaya dalam menyelesaikan aktivitas tersebut. Untuk alasan ini, sebagian besar perusahaan melalui pemangku proyek dapat mengurangi biaya dan mencegah penggunaan yang berlebihan dengan menggunakan perkiraan apakah kendala proyek dengan melihat tingkat kegagalan.

PDCA Cycle merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya tersebut, karena perbaiakn tidak langsung di implementasi akan tetapi harus melalui trial dan melihat tingkat keberhasilan dari implemntasi perbaikan. Sehingga akan mengurangi biaya jika terjadi suatu kegagalan.

2. Flexibel.

Ketika perusahaan mempraktikkan versi formal serta standar dengan menggunakan metode lean atau agile, maka perlu juga adanya fleksibilitas continuous improvement sebagai teori dalam satu perbaikan. Dengan flexibility ini setiap tim diberi kesempatan untuk ikut serta dan memberikan kesempatan untuk menyalurkan kreativitas ataupun inovasi, yang artinya perbaikan dengan continous improvement (kaizen) dapat meningkatkan kepedulian setiap karyawan untuk bahu membahu ikut serta melakukan perbaikan di perusahaan.



Demikian tulisan kami tentang Continuous Improvement Dalam Penerapan Lean Manufacturing. Semoga dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda yang sedang mencari referensi tentang lean terutama bagi pengunjung setia blogcoretangw.blogspot.com.
Kami ucapkan terimakasih telah menyediakan waktu untuk berkunjung serta membaca tulisan yang terdapat pada Coretan Lean, jika ada pembahasan yang terlewatkan dari tulisan kami ataupun ada ide maupun masukkan yang terkait dengan tulisan kali ini, silahkan anda tulis pada kolom komentar yang terdapat pada blog ini.







REFERENCES

Imai, M. 1986. Kaizen: The key to Japan’s competitive success. New York: McGraw-Hill.

Imai, M. 1997. Gemba kaizen. New York: McGraw-Hill.

Kinlaw, Dennis C. 1992. Continuous improvement and measurement for total quality: A team-based approach. San Diego, CA: Pfeiffer & Company and Homewood, IL: Business One Irwin.



Post a Comment for "Continuous Improvement Dalam Penerapan Lean Manufacturing"