Peran Penting Control Chart Dalam Proses Produksi - Peta kendali merupakan grafik yang digunakan sebagai alat bantu dalam pengendalian proses dalam produksi. Umumnya grafik ini berbentuk garis polygon atau patah-patah, dengan tujuan memberikan informasi tentang keadaan sebuah proses, apakah dalam keadaan terkontrol atau diluar kendali. Peta kendali ini juga biasa disebut dengan control chart.
Variasi produk yang disebabkan oleh variasi proses merupakan sesuatu yang natural dalam proses produksi. Mengapa demikian? karena pada prinsipnya benda ataupun proses yang ada di muka bumi ini memiliki variasi. Hanya yang menjadi masalah ketika variasi tersebut tidak terkontrol maka akan menghasilkan nonconformity product.
Control Chart adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas, menjelaskan nilai-nilai statistik dari cacat keluaran yang dilengkapi batas atas, garis tengah dan batas bawah.
Grafik/peta pengendali (control chart) terkadang disebut dengan Shewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat oleh Walter A. Shewhart. Nilai dari karekterisik kualitas yang dimonitor, digambarkan sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik kualitas tersebut.
Pada tahun 1920, para pemimpin perusahaan manufaktur berusaha mengurangi variasi dalam proses manufacturing, dan mencoba untuk melakukan proses penyesuaian secara terus-menerus untuk menyelesaikan masalah yang terjadi karena tingkat variasi pada produk yang mengakibatkan timbulnya varisasi proses produksi dan menumbulkan kualitas yang buruk.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebutlah, Dr. A.W.Shewhart dan rekan-rekannya terus mengembangkan diagram-diagram pengendalian mutu sejak tahun 1920-1930. Tepat pada tanggal 16 Mei 1924, Walter A. Andrew Shewar menulis sebuah memo internal untuk memperkenalkan peta kendali (control chat) sebagai alat untuk membedakan antara variasi produk dan variasi proses.
Sekitar tahun 1924-1925, inovasi Shewhart menjadi perhatian W. Edwards Deming, yang bekerja di fasilitas Hawthorne. Setelah kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II, Deming yang menjabat sebagai konsultan statistik untuk Panglima Tertinggi untuk Sekutu dan menjadi pendukung inovasi Shewhart. Keterlibatannya dalam kehidupan Jepang, dan karir yang panjang sebagai konsultan industri di sana W. Edwards Deming menggunakan dan menyebarkan pemikiran Shewhart sehingga penggunaan peta kendali digunakan secara luas di industri manufaktur Jepang sepanjang tahun 1950-an dan 1960-an.
Data untuk atribut (Atributes Data) merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut adalah ketiadaan label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi buku tabungan nasabah, banyaknya jenis cacat pada produk dan lain-lain. Data atribut diperoleh dalam bentuk unit-unit ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan.
Control chart atribut adalah jenis data yang memiliki klasifikasi tertentu, misal warna, kehalusan, dan sebagainya. Untuk menyusun grafik pengendali proses statistik untuk data atribut diperlukan beberapa langkah sebagai berikut.
Control chart variabel ini merupakan variasi yang dapat di kontrol. Variasi terkontrol ini adalah variasi yang disebabkan oleh common cause, yang terjadi secara alamiah dan merupakan hal yang dapat diprediksi dan bersifat stabil.
Control chart variabel merupakan jenis data yang memiliki ukuran dan besaran tertentu, misalnya panjang, lama, berat, diameter, dan lain sebagainya. Terdapat dua jenis control chart untuk data variabel, yakni x-bar dan R atau S. Kedua control chart jenis tersebut berfungsi saling melengkapi guna mencapai tujuan terkontrolnya suatu proses sehingga tidak bisa dipakai terpisah kecuali untuk tujuan khusus tertentu.
Kesimpulan: Dalam pengendalian mutu pada dasarnya dilakukan perbandingan keluaran proses dengan ketentuan yang telah ditetapkan, dalam prakteknya dapat dilakukan dengan menggunakan diagram pengendalian (control chart) sehingga dapat diketahui kapan suatu keadaan dikatakan masih dalam kendali (in control) yang tidak memerlukan perubahan, dan kapan dikatakan di luar kendali (out of control) sehingga memerlukan perubahan atau pengaturan kembali.
Demikian tulisan kami tentang Peran Penting Control Chart Dalam Proses Produksi. Semoga dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda yang sedang mencari referensi tentang lean terutama bagi pengunjung setia blogcoretangw.blogspot.com.
Kami ucapkan terimakasih telah menyediakan waktu untuk berkunjung serta membaca tulisan yang terdapat pada Coretan Lean, jika ada pembahasan yang terlewatkan dari tulisan kami ataupun ada ide maupun masukkan yang terkait dengan tulisan kali ini, silahkan anda tulis pada kolom komentar yang terdapat pada blog ini.
Variasi produk yang disebabkan oleh variasi proses merupakan sesuatu yang natural dalam proses produksi. Mengapa demikian? karena pada prinsipnya benda ataupun proses yang ada di muka bumi ini memiliki variasi. Hanya yang menjadi masalah ketika variasi tersebut tidak terkontrol maka akan menghasilkan nonconformity product.
Control Chart adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas, menjelaskan nilai-nilai statistik dari cacat keluaran yang dilengkapi batas atas, garis tengah dan batas bawah.
Grafik/peta pengendali (control chart) terkadang disebut dengan Shewhart control charts karena grafik ini pertama kali dibuat oleh Walter A. Shewhart. Nilai dari karekterisik kualitas yang dimonitor, digambarkan sepanjang sumbu y, sedangkan sumbu x menggambarkan sampel atau subgroup dari karakteristik kualitas tersebut.
Sejarah Singkat Control Chart
Peta kendali atau biasa dikenal dengan istilah control chart pertamakali ditemukan oleh Dr. Walter A. Andrew Shewar, pertamakali memperkenalkan control chart di Amerika serikat pada tahun 1924, jika di Indonesia di kenal dengan peta kendali.Pada tahun 1920, para pemimpin perusahaan manufaktur berusaha mengurangi variasi dalam proses manufacturing, dan mencoba untuk melakukan proses penyesuaian secara terus-menerus untuk menyelesaikan masalah yang terjadi karena tingkat variasi pada produk yang mengakibatkan timbulnya varisasi proses produksi dan menumbulkan kualitas yang buruk.
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi tersebutlah, Dr. A.W.Shewhart dan rekan-rekannya terus mengembangkan diagram-diagram pengendalian mutu sejak tahun 1920-1930. Tepat pada tanggal 16 Mei 1924, Walter A. Andrew Shewar menulis sebuah memo internal untuk memperkenalkan peta kendali (control chat) sebagai alat untuk membedakan antara variasi produk dan variasi proses.
Sekitar tahun 1924-1925, inovasi Shewhart menjadi perhatian W. Edwards Deming, yang bekerja di fasilitas Hawthorne. Setelah kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II, Deming yang menjabat sebagai konsultan statistik untuk Panglima Tertinggi untuk Sekutu dan menjadi pendukung inovasi Shewhart. Keterlibatannya dalam kehidupan Jepang, dan karir yang panjang sebagai konsultan industri di sana W. Edwards Deming menggunakan dan menyebarkan pemikiran Shewhart sehingga penggunaan peta kendali digunakan secara luas di industri manufaktur Jepang sepanjang tahun 1950-an dan 1960-an.
Klasifikasi Control Chart
Dr. A.W.Shewhart dikenal sebagai bapak Statistical Process Control (SPC), mengklasifikasikan control chart berdasarkan jenis data menjadi 2 bagian, yaitu:1. Control Chart data untuk Atribut.
Control chart atribut ini merupakan variasi tak dapat di kontrol. Variasi tidak terkontrol adalah variasi yang diakibatkan sebab-sebab khusus, dan terjadi bila suatu kejadian karena kondisi atau variasi abnormal masuk kedalam suatu proses dan menghasilkan perubahan yang tidak diharapkan dan tidak dapat diprediksi sebelumnya.Data untuk atribut (Atributes Data) merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut adalah ketiadaan label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi buku tabungan nasabah, banyaknya jenis cacat pada produk dan lain-lain. Data atribut diperoleh dalam bentuk unit-unit ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan.
Control chart atribut adalah jenis data yang memiliki klasifikasi tertentu, misal warna, kehalusan, dan sebagainya. Untuk menyusun grafik pengendali proses statistik untuk data atribut diperlukan beberapa langkah sebagai berikut.
- Tentukan sasaran yang akan dicapai. Sasaran ini akan mempengaruhi jenis pada pengendali kualitas proses statistik data atribut yang harus digunakan. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh karakteristik kualitas suatu produk dan proses, apakah proporsi atau banyaknya ketidaksesuaian dalam sampel atau sub kelompok, ataukah ketidaksesuaian dari suatu unit setiap kali mengadakan observasi.
- Tentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jenis grafik pengendali di samping karakteristik kualitasnya.
- Kumpulkan data. Data yang dikumpulkan tentu disesuaikan dengan jenis peta pengendali. Contoh: suatu perusahaan atau organisasi menggunakan p-chart, maka data yang dikumpulkan juga harus diatur dalam bentuk proporsi kesalahan terhadap banyaknya sampel yang diambil.
- Tentukan garis. Menentukan garis tengah dan batas-batas pengendali pada masing-masing grafik pengendali biasanya menggunakan ±3σ sebagai batas-batas pengendalinya.
- Revisi garis tengah dan batas-batas pengendali. Revisi dilakukan apabila dalam grafik pengendali kualitas proses statistik untuk data atribut terdapat data yang berada di luar batas pengendali statistik (out of statistical control) dan diketahui kondisi tersebut disebabkan karena penyebab khusus. Demikian pula data yang berada di bawah garis pengendali bawah apabila ditemukan penyebab khusus di dalamnya tentu juga diadakan revisi.
2. Control Chart data untuk Varabel.
Control chart variabel ini merupakan variasi yang dapat di kontrol. Variasi terkontrol ini adalah variasi yang disebabkan oleh common cause, yang terjadi secara alamiah dan merupakan hal yang dapat diprediksi dan bersifat stabil.
Control chart variabel merupakan jenis data yang memiliki ukuran dan besaran tertentu, misalnya panjang, lama, berat, diameter, dan lain sebagainya. Terdapat dua jenis control chart untuk data variabel, yakni x-bar dan R atau S. Kedua control chart jenis tersebut berfungsi saling melengkapi guna mencapai tujuan terkontrolnya suatu proses sehingga tidak bisa dipakai terpisah kecuali untuk tujuan khusus tertentu.
Kesimpulan: Dalam pengendalian mutu pada dasarnya dilakukan perbandingan keluaran proses dengan ketentuan yang telah ditetapkan, dalam prakteknya dapat dilakukan dengan menggunakan diagram pengendalian (control chart) sehingga dapat diketahui kapan suatu keadaan dikatakan masih dalam kendali (in control) yang tidak memerlukan perubahan, dan kapan dikatakan di luar kendali (out of control) sehingga memerlukan perubahan atau pengaturan kembali.
Demikian tulisan kami tentang Peran Penting Control Chart Dalam Proses Produksi. Semoga dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda yang sedang mencari referensi tentang lean terutama bagi pengunjung setia blogcoretangw.blogspot.com.
Kami ucapkan terimakasih telah menyediakan waktu untuk berkunjung serta membaca tulisan yang terdapat pada Coretan Lean, jika ada pembahasan yang terlewatkan dari tulisan kami ataupun ada ide maupun masukkan yang terkait dengan tulisan kali ini, silahkan anda tulis pada kolom komentar yang terdapat pada blog ini.
Tulisan terkait:
- Interlocked Andon System Untuk Meningkatkan Efisiensi Manufaktur
- Tentukan Akar Penyebab Masalah Dengan Analisa 5 Whys
- Bagaimana Cara Mendeskripsikan Masalah dalam Problem Solving Project
- Dibutuhkan Lean Leadership Dalam Penerapan Lean
- Definisi In-Station Quality
- Pengertian Visual Display dan Visual Control
Post a Comment for "PENTINGNYA MENGETAHUI VARIASI PROSES MELALUI CONTROL CHART"