Hati-hati Dengan Lean

Lean Manufacturing System - Lean manufacturing adalah filosofi yang dikembangkan oleh Toyota dalam Toyota Production System (TPS). Melalui manufacturing system tepat sasaran, memungkinkan penerapan lean manufacturing di perusahaan layanan maupun jasa akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan produktivitas produksi. Terkadang pemahaman tentang pengertian produksi ramping adalah sedikit berbeda dengan prakteknya di manufaktur.

Anda akan menemukan banyak para ahli industri memberikan beragam arti lean saat melakukan penerapan. Hal ini terjadi karena saat penerapan lean manufacturing di perusahaan jasa akan menyesuaikan kondisi dari perusahaan pelaksana sistem tersebut. Penerapan memang berbeda akan tetapi memiliki tujuan sama yaitu untuk memberikan peningkatan nilai pelanggan secara keseluruhan.

Contoh Photo: Contoh Improvement di tempat kerja pada perusahaan yang menerapkan Lean Manufacturing


Manufaktur adalah proses keindustrian untuk membuat barang dari suatu bahan baku melalui proses teknologi. Teknik sistem manufaktur inilah yang kemudian menjadikan lean sebagai salah satu praktek peningkatan nilai manufaktur di perusahaan bisnis manufaktur agar dapat bersaing di masa sulit.

Tidak sedikit perusahaan yang menerapkan lean manufacturing, kemudian mempertanyakan "kenapa program penerapan lean production (produksi ramping) gagal diterapkan dan tidak mencapai hasil yang diharapkan"?.

Faktor Utama Kegagalan Lean di Perusahaan

Lean manufacturing adalah sangat identik dengan perbaikan secara berkelanjutan (dalam bahasa Inggris: continuous improvement). Apa itu continuous improvement?, Perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) adalah upaya berkelanjutan untuk memperbaiki produk, layanan atau proses. Upaya ini dapat mencari peningkatan "bertahap" seiring dengan waktu atau "terobosan" perbaikan / improvement sekaligus.

Jika dilihat dari pengertian continuous improvement diatas, maka yang perlu dilakukan adalah peningkatan (Kaizen). Kata kaizen berasal dari bahasa Jepang, yaitu "berubah menjadi lebih baik". Prinsip Kaizen itu sendiri adalah mengacu kepada continuous improvement dalam usaha meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan menghilangkan waste.

Dari sinilah, dapat dilihat kegagalan dalam usaha menerapkan budaya lean adalah, memungkinkan ada faktor utama penyebab kegagalan dari penerapan lean manufacturing. Yaitu:

1. Pelaksanaan lean tanpa strategi

Perusahaan yang menerapkan lean manufacturing, akan tetapi tidak mengikut sertakannya pada penetapan strategi manajemen perusahaan baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Strategi manajemen strategis adalah aktivitas manajemen tertinggi, pada umumnya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Strategi manajemen inilah yang akan mempengaruhi tingkat keberhasilan penerapan lean manufacturing.

Dalam praktek lean, Anda akan menjadikan Hoshin Kanri atau umum disebut dengan policy management sebagai salah satu barometer keberhasilan perusahaan. istilah Hoshin Kanri berasal dari bahasa Jepang , Hoshin (dalam bahasa Indonesia: kompas, petunjuk arah) sedangkan Kanri adalah manajemen. Dalam pengertian sederhananya Hoshin Kanri adalah pendekatan top-down, dengan tujuan yang ditujukan oleh manajemen dan pelaksanaannya dilakukan oleh karyawan. Hoshin Kanri merupakan suatu metode yang digunakan dalam strategic planning.

Ketika perusahaan tidak memiliki atau mencantumkan pelaksanaan lean dalam sebuah visi maupun misi, maka sudah dipastikan pelaksanaan lean hanya akan menjadi angan dengan menitik-beratkan kepada tuntutan hasil dari pelaksanaan lean itu sendiri. Disinilah pentingnya hubungan antara program lean dengan strategic management.

2. Tidak ada keterlibatan pimpinan. 

Melakukan dan menjalankan lean tidak semudah teori yang bisa dibaca, kerena pelaksanaan ini banyak mengaitkan dan melibatkan keseluruhan karyawan dari berbagai level pendidikan, sudut pandang dan kebiasaan yang berbeda.

Aktivitas kaizen continuous improvement adalah menghindari biaya yang tersembunyi yang berasal dari 7 pemborosan (waste) untuk peningkatan lebih baik. 7 pemborosan (waste) adalah 7 jenis pemborosan (waste) yang terdapat dalam proses perusahaan manufaktur, layanan maupun jasa. Pemborosan (waste) yang dimaksud yaitu:
  1. Transportasi.
  2. Inventori.
  3. Motion.
  4. Waiting.
  5. Overprocessing.
  6. Over production.
  7. Defect.   
Sangat mudah dalam merubah pola fikir sebuah alat akan tetapi untuk mengubah pola fikir sumberdaya manusia itu akan sangat beragam, jadi sangatlah penting peran pemimpin dalam memberikan dukungan mulai dari level yang tertinggi.

Dukungan bukan hanya sebatas ungkapan akan tetapi dibutuhkan pemimpin (lean leadership) yang mengerti tentang lean itu sendiri, sehingga dukungan akan lebih kuat dibandingkan dengan dukungan pemimpin yang sangat tidak mengerti tentang pelaksanaan lean.

Pemimpin sebagai pilot dalam mengontrol serta mengontrol perusahaan maka seorang pemimpin yang baik dan dapat memimpin serta mendukung pelaksanaan lean juga harus merupakan orang yang tegas dan inspiratif.

3. Menjiplak perusahaan lain. 

Perlu diketahui bahwa keberhasilan pelaksanaan lean pada perusahaan lain tidak bisa sertamerta memberikan dampak yang sama terhadap perusahaan anda. Hal ini terjadi karena setiap perusahaan akan memiliki karakteristik yang berbeda walaupun dalam bidang yang sama, jika ini difahami oleh setiap pemimpin maka percontohan bisa terjadi akan tetapi bukan menjiplak melainkan kepada berinovasi terhadap yang telah mereka dapatkan dari perusahaan lain.

4. Terlalu mengandalkan pakar.

Tidak bisa dipungkiri bahawa memang perusahaan sangat membutuhkan pakar lean ataupun champion, akan tetapi perlu diingat bahwa pakar bukanlah internal perusahaan yang akan selalu ada dalam perusahaan. Yang akan terjadi ketika perusahaan terlalu mengandalkan pakar dari lean maka ketika pakar tersebut habis masa kontraknya, kebudayaan lean akan kembali tidak berjalan.
Jadi sangat penting bagi perusahaan melibatkan karyawan baik itu dalam bentuk tim maupun sekumpulan karyawan yang memiliki pengetahuan yang cukup agar lean bisa terimplementasi dengan merata dan efektif.

Jika komitmen terhadap pelaksanaan lean dimasukkan dalam visi dan misi perusahaan dan stakeholders sangat tegas dan inovatif, sudah tentu salah satu tujuan perusahaan dalam memulai praktek lean adalah memiliki sejumlah orang yang benar-benar memahami program lean dan menjalankannya.


5. Keterbatasan pemahaman tentang lean.

Tidak sedikit dari perusahaan yang menjalankan praktek lean memiliki menejemen level yang terbatas pengetahuannya tentang lean. Hal ini sangat berbahya dalam perkembangan perjalanan lean dalam perusahaan, karena akan terjadi benturan-benturan atas ketidaksepahaman dalam pemikiran pelaksanaan lean. Perlu diingat bahwa ketika anda tidak memahami tentang sesuatu maka mustahil bagi anda untuk mendukung apalagi melaksanakan serta memastikan hal tersebut berjalan dengan baik dan lancar.

Sumber kegagalan lean dalam perusahaan adalah dari hal yang seperti ini, jadi ada baiknya melalui pengetahuan yang dimiliki oleh pemimpin/manajemen untuk melakukan interaksi serta komunikasi dengan para karyawan dan memberikan pengetahuan cara bagaimana menjalankan lean dengan baik.

6. Lean adalah projek

Tidak sedikit dari pelaksana lean mengangap bahwa kegiatan lean terkait bagaimana tentang pelaksanaan projek, justru hal ini yang akhirnya mengakibatkan lean akan tersendat dalam prakteknya.

Pola fikir seperti ini harus benar-benar dihilangkan terutama bagi mereka yang menjalakan program lean untuk menciptakan kebuayaan lean pada setiap sendi perusahaan. Jika pelaksana lean saja sudah menganggap bahwa pelaksanaan lean adalah projek berarti pelaksana lean tersebut masih menganggap bahwa lean adalah sebuah alat. Konsep lean sebenarnya terkait dengan perubahan fundamental pada sistem pengadaan dan transfer nilai atau value kepada pelanggan dan stakeholder.

7. Tidak memberikan pengetahuan serta mendidik karyawan.

Mendidik karyawan tentang konsep lean jelas menjadi hal yang amat penting, dan perusahaan sudah seharusnya menyadari mengenai hal ini. Dalam pengedukasian kepada karyawn tentang lean itu sendiri harus memperhatikan isi, level, dan kedalaman pengetahuan terkait lean, jadi sudah tentu yang diajarkan seharusnya berbeda untuk masing-masing divisi dan fungsi serta posisi.

8. Tidak melibatkan karyawan.

Pelaksanaan lean bukan hanya terkait dengan permasalah individu, akan tetapi berkenaan dengan tujuan dari perusahaan itu sendiri. Jadi keterlibatan karyawan dalam penyelesaian masalah seharusnya lebih dipromosikan dan ditegaskan.
Membangun kebudayaan lean dalam problem solving dengan dilaksanakan bersama, dari berbagai devisi serta level seperti pelaksanaan kaizen dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi, merupakan salah satu edukasi pembangunan kebudayaan terhadap lean itu sendiri.

Perlu diketahui dengan mengikutsertakan atau melibatkan karyawan dalam penyelesaian masalah, hal tersebut memastikan bahwa kerjasama tim dalam perusahaan akan sangat terbangun, dan keikutsertaan process owner juga mengidentifikasikan bahwa dalam penyelesaian masalah sangat perlu diikutsertakan seseorang yang terkait dengan pekerjaan atau proses yang sedang diusahakan untuk diperbaiki, karena process owner lebih memahami setiap detail dari proses-proses tersebut. Ide ataupun gagasan akan banyak muncul dari process owner, karena permasalahan yang sedang diangkat terkait dengan pekerjaan sehari-harinya.


Kesimpulan: Sangat penting bagi perusahaan untuk berhati-hati dalam memutuskan pelaksanaan lean, karena jika pelaksanaan tersebut hanya terbatas mencopy dari perusahaan lain atau hanya karena tuntutan bukan karena dasar dari visi dan misi perusahaan, sudah dipastikan kegagalan praktek lean akan terjadi dalam perusahaan.

Pelaksanaan lean akan menciptakan sebuah kebudayaan lean dalam perusahaan apabila komitmen terhadap implemantasi lean sangat tinggi dengan didasari oleh sumberdaya terutama pemimpin yang memiliki pengetahuan tentang lean itu sendiri. Karena pelaksanaan lean yang tidak dilandasi oleh komitmen setiap karyawan dari berbagai level, maka yang terjadi adalah pemborosan-pemborosan lain yang diakibatkan oleh pelaksanaan lean yang dipaksakan.


Demikian pembahasan tentang Kegagalan Pelaksanaan Lean Manufacturing di Perusahaan, semoga bermanfaat.

Jika ada pembahasan yang terlewatkan maupun hal-hal yang ingin disampaikan, silahkan tulis dalam kolom komentar yang terdapat pada blogcoretangw.blogspot.com.







Post a Comment for "Hati-hati Dengan Lean"