PENGERTIAN LINE BALANCING DALAM PRAKTEK LEAN

Pengertian Line Balancing - Dalam manufacturing yang mempraktekkan lean, umumnya perusahaan mencoba untuk menghitung waktu lintas produksi yang kemudian akan dianalisa untuk mengetahui apakah pada lintas produksi yang terdapat pada manufacturing tersebut sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan tersebut atau tidak.


Untuk mendapatkan keseimbangan dalam lintas produksi, lean manufacturing yang telah memiliki industrial engineer di organisasi mereka akan melakukan perhitungan lintas produksi dengan menggunakan atau pengambilan cycle time yang kemudian akan dijadikan acuan dalam line balancing sebuah aliran produksi.

https://blogcoretangw.blogspot.com/


PENGERTIAN LINE BALANCING

Line Balancing merupakan lintasan  produksi  di bagian sewing line dimana  material berupa  fabrics berpindah dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain secara terus menerus pada laju yang rata-rata.


Dalam sebuah lintas perakitan di sewing line terdapat beberapa permasalahan utama diantaranya; ketidakseimbangan stasiun kerja serta gangguan kelancaran lintas perakitan (bottlenecking) yang berkibat pada penumpukan material work in process (WIP) dalam stasiun kerja


Begitu juga dengan Line balancing, Takt time merupakan sebuah proses untuk menugaskan kembali elemen kerja dari satu pos kerja ke pos kerja lainnya sehingga mereka bisa mendapatkan waktu yang seimbang untuk mencegah beban berlebihan, mengurangi / menghilangkan waktu tunggu (menuggu), menurunkan variasi serta merencanakan proses untuk memenuhi permintaan konsumen.


Dalam line balancing juga diperlukan keseimbangan penempatan pekerjaan agar tidak terjadi pemborosan berupa Mura ataupun Muri, dan keseimbangan penempatan pekerjaan tergantung beberapa kondisi, seperti:
  • Ukuran material yang akan dibuat yaitu ukuran fabrics material garmen yang akan dihasilkan, apakah besar, sedang atau berupa parts kecil.
  • Jumlah  kebutuhan  material  sebagai  prasyarat  (precedence) berlangsungnya kelancaran lintas perakitan. Jika jumlah material yang dipasok berkurang,  keseimbangan lintas perakitan akan terganggu.
  • Bentuk lay out mesin dan area lintas perakitan, apakah berbentuk lurus (straight  line), U–line  atau O–line.
  • Tingkat kesulitan dari proses sewing untuk masing masing stasiun kerja apakah sulit, sedang atau mudah. 
  • Skill masing masing operator sewing line dalam mengoperasikan proses sewing, dalam hal ini dituntut adanya kesamaan dan keseimbangan tingkat skill operator sehingga tidak ada penumpukan material atau bagian garmen dalam satu stasiun kerja.



Sedangkan untuk mengetahui tingkat keefektifan lintas perakitan digunakan 2 indikator yang harus diperhatikan yaitu:
  • Efisiensi lintasan (LE), diperoleh dari jumlah rata rata efisiensi per stasiun kerja, per jam atau per hari, biasanya menggunakan rumus : Aktual output per jam : Standar output per jam, misalkan sebuah sewing memiliki output per jamnya 100 pcs dan Standard output yang seharusnya dicapai adalah 1000 Pcs, maka Line Efficiency pada sewing tersebut adalah 10%
  • Smothness Index (SI), yaitu indeks yang mengindikasikan seberapa seimbang suatu lintasan produksi. Nilai SI = 0 adalah nilai keseimbangan lintasan yang sempurna atau bisa disebut perfect balance, dan rumus yang digunakan adalah :


https://blogcoretangw.blogspot.com/


SI : Smoothness Index

ST : Station Time

K : Number of Work Station



PRINSIP DALAM LINE BALANCING

Dalam menyeimbangkan sebuah sewing (line balancing) pada manufactur yang mempraktekkan lean dalam pelaksanaan produksinya, umumnya menggunakan prinsip penyeimbangannya, seperti:
  • Penyeimbangan lini fabrikasi, penyeimbang ini cenderung membutuhkan perubahan mekanis dan teknis untuk menjadi seimbang.
  • Penyeimbangan lini perakitan, penyeimbang ini cenderung membutuhkan perubahan cara kerja individu pekerja atau workstation.
Dari lini perakitan atau lini fabrikasi dapat diseimbangkan dengan memindahkan suatu task dari pekerja atau workstation ke pekerja atau workstation lain, dimana waktu antara satu individu atau workstation dengan yang lain diupayakan sama.

Baca:



Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa keseimbangan lintas perakitan dalam sewing line berlangsung dengan baik, yaitu:
  1. Lakukan Breakdown operasi secara detail operasi sewing.
  2. Pelaksanaannya dapat dilakukan saat proses sample pilot berlangsung, sehingga ketika proses produksi massal dilakukan, detail operasi sudah diperoleh.
  3. Catat SMV masing-masing operasi berdasarkan hasil time study.
  4. Analisa setiap Lintasan efisiensi (LE) berdasarkan SI yang paling optimal.
  5. Buatlah Grafik line balancing study.



Jadi sebelum kita melakukan line balacing ada baiknya kita melihat, elemen-elemen mana yang bisa kita hilangkan, dan elemen tersebut biasa dikatakan dengan NVA (tidak bernilai tambah), dan kita juga bisa menganalisa elemen yang tidak bernilai tambah (NVAN) untuk di kurangi pada langkah atau proses tersebut, kita bisa gunakan yamazumi.


Setelah kita melakukan yamazumi dan sudah memastikan bahwa setiap operator sudah mengikuti standard kerja dengan benar, maka di saat itulah waktunya kita melakukan analisis dengan tujuan perbaikan agar setiap line proses mencapai daripada talk time sesuai dengan permintaan pelanggan.

https://blogcoretangw.blogspot.com/
Line Balancing VA, NVA dan NVAN


Demikian pembahasan tentang Arti Line Balancing yang umum dilakukan pada lean manufacturing, untuk meningkatkan serta menyeimbangkan lintas produksi perusahaan tersebut.

Penting: Sangat dibutuhkan keinginan serta komitmen setiap orang untuk menjalankan serta mengimplemantasikan penyeimbangan lintas produksi / line balancing agar dalam pelaksanaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Semoga pembahasan tentang arti dari line balancing dalam lean manufacturing dapat berguna untuk pengunjung blog ini.
Jika anda suka dengan coretan tentang line balancing ini, silahkan bagikan melalui tombol sosial media yang terdapat pada blogcoretangw.blogspot.com.

Post a Comment for "PENGERTIAN LINE BALANCING DALAM PRAKTEK LEAN"