Cara meningkatkan profit perusahaan melalui penerapan lean manufacturing adalah suatu tantangan manajemen operasional berkelanjutan, bukan hanya mengadopsi sistem lean tanpa memahami konsep sesunggungnya, seperti konsep 5S dan Kaizen yang harus dijadikan budaya Lean.
Banyak ahli industri pabrik mengaitkan konsep 5S sebagai filosofi utama Kaizen dengan membuat standarisasi kerja untuk menghilangkan pemborosan (waste). Hubungan 5S dengan Kaizen adalah dalam pengertian tempat kerja sebagai bagian dari mengikutsertakan karyawan untuk melaksanakan peningkatan kinerja mereka sesuai dengan prinsip Kaizen.
Apabila Anda baru mulai mengenal Lean Manufacturing, bahkan masih bertanya apa itu 5S dan Kaizen?, berikut penjelasan singkat mengenai tools tersebut dalam artikel blogcoretangw.blogspot.com:
Penerapan 5S di perusahaan harus diikuti oleh semua level mulai dari operator sampai ke Top Management (Manajemen puncak). Konsep ini tidak akan berjalan dengan baik apabila hanya diberlakukan pada satu level saja.
Cara menerapkan konsep kerja 5S untuk meningkatkan profit adalah bukan hanya tergantung kepada satu level tapi menjadi kesatuan tim kerja. Jadi sangat penting membuat konsep 5S sebagai strategi menjaga laba (profit) bisnis bahkan meningkatkan nya dengan cara meningkatkan aktivitas bernilai (Value added) sehingga dapat menghilangkan waste (pemborosan) dan membuat profit perusahaan meningkat. Profit inilah yang menjadi patokan usaha bisa bertahan atau tidak.
Melalui Konsep 5S juga dapat mencerminkan sikap pekerja terhadap kerjaannya, Adapun tahapan 5S dalam contoh di area kerja seperti;
S Pertama Seiri – Ringkas, arti kata Seiri adalah meringkas dengan membuang barang yang tidak diperlukan
S Kedua Seiton – Rapih, arti kata Seiton ialah membenahi, rapihkan dan meletakkan barang atau peralatan pada tempatnya
S Ketiga Seiso – Resik, Seiso merupakan tahapan setalah melakukan Ringkas dan Seiton, Seiso yaitu Menjaga kebersihan tempat kerja, contoh: membersihkan tempat kerja agar bebas dari debu atau sampah.
S Keempat Seiketsu – Rawat, untuk menjaga ke-3 tahap-tahap diatas, perlunya konsep Mempertahankan tempat kerja agar tetap Ringkas, Rapi juga Resik melalui penerapan Seiketsu. Seiketsu adalah menjaga agar Seiri, Seiton, Seiso menjadi kebudayaan kerja.
S Kelima Shitsuke – Rajin, Disiplin diri sendiri. Ada baiknya lakukan audit agar memastikan Shitsuke tetap terjaga, apabila ditemukan permasalahan dari sistem kerja tersebut berdasarkan hasil audit yang dilakukan maka perlu dilakukan Kaizen, yaitu hubungan 5S dengan Kaizen dengan aktivitas Gemba walk. Disinilah pentingnya gemba kaizen ketika mencoba untuk menyelesaikan masalah bukan hanya berdasarkan data audit, karena gemba adalah penting agar memastikan fakta, data berdasarkan kondisi sesungguhnya.
Esensi metode Kaizen merupakan proyek kecil dalam upaya perusahaan untuk membangun kesuksesan dan kepercayaan diri pekerja, dan mengembangkan dasar peningkatan berdasarkan methodology ilmiah. Dimana penyelesaian permasalahan harus melibatkan karyawan dari berbagai level seperti penerapan 5S di tempat kerja, begitu juga dengan Kaizen.
Hubungan 5S dengan Kaizen memang tidak terpisahkan karena konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada urutan dan langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan fakta juga standarisasi kerja dengan melibatkan semua elemen tim kerja. Oleh karena itu podasi utama ketika perusahaan berusaha meningkatkan profit bisnis melalui penerapan lean management system, adabaiknya perkuat terlebih dahulu penerapan 5S di perusahaan yang kemudian diiringi aktivitas Kaizen 5S.
Banyak ahli industri pabrik mengaitkan konsep 5S sebagai filosofi utama Kaizen dengan membuat standarisasi kerja untuk menghilangkan pemborosan (waste). Hubungan 5S dengan Kaizen adalah dalam pengertian tempat kerja sebagai bagian dari mengikutsertakan karyawan untuk melaksanakan peningkatan kinerja mereka sesuai dengan prinsip Kaizen.
Apabila Anda baru mulai mengenal Lean Manufacturing, bahkan masih bertanya apa itu 5S dan Kaizen?, berikut penjelasan singkat mengenai tools tersebut dalam artikel blogcoretangw.blogspot.com:
Pengertian 5S
5S adalah bagian yang tidak terlepas pada aktivitas pekerjaan harian, mencakup pengertian sistem budaya kerja bangsa Jepang. 5S terdiri dari lima kata yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Di Indonesia, Anda akan lebih banyak mendengar istilah tersebut dengan 5R dalam K3; Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, serta Rajin saat penerapannya baik itu di perusahaan otomotif, jasa, layanan bahkan pabrik.Gambar: Contoh menciptakan kebudayaan penerapan 5S di area kerja pada perusahaaan |
Konsep 5S
Penerapan 5S di perusahaan harus diikuti oleh semua level mulai dari operator sampai ke Top Management (Manajemen puncak). Konsep ini tidak akan berjalan dengan baik apabila hanya diberlakukan pada satu level saja.Cara menerapkan konsep kerja 5S untuk meningkatkan profit adalah bukan hanya tergantung kepada satu level tapi menjadi kesatuan tim kerja. Jadi sangat penting membuat konsep 5S sebagai strategi menjaga laba (profit) bisnis bahkan meningkatkan nya dengan cara meningkatkan aktivitas bernilai (Value added) sehingga dapat menghilangkan waste (pemborosan) dan membuat profit perusahaan meningkat. Profit inilah yang menjadi patokan usaha bisa bertahan atau tidak.
Melalui Konsep 5S juga dapat mencerminkan sikap pekerja terhadap kerjaannya, Adapun tahapan 5S dalam contoh di area kerja seperti;
S Pertama Seiri – Ringkas, arti kata Seiri adalah meringkas dengan membuang barang yang tidak diperlukan
S Kedua Seiton – Rapih, arti kata Seiton ialah membenahi, rapihkan dan meletakkan barang atau peralatan pada tempatnya
S Ketiga Seiso – Resik, Seiso merupakan tahapan setalah melakukan Ringkas dan Seiton, Seiso yaitu Menjaga kebersihan tempat kerja, contoh: membersihkan tempat kerja agar bebas dari debu atau sampah.
Gambar: Contoh implementasi 5S di tempat kerja |
S Keempat Seiketsu – Rawat, untuk menjaga ke-3 tahap-tahap diatas, perlunya konsep Mempertahankan tempat kerja agar tetap Ringkas, Rapi juga Resik melalui penerapan Seiketsu. Seiketsu adalah menjaga agar Seiri, Seiton, Seiso menjadi kebudayaan kerja.
S Kelima Shitsuke – Rajin, Disiplin diri sendiri. Ada baiknya lakukan audit agar memastikan Shitsuke tetap terjaga, apabila ditemukan permasalahan dari sistem kerja tersebut berdasarkan hasil audit yang dilakukan maka perlu dilakukan Kaizen, yaitu hubungan 5S dengan Kaizen dengan aktivitas Gemba walk. Disinilah pentingnya gemba kaizen ketika mencoba untuk menyelesaikan masalah bukan hanya berdasarkan data audit, karena gemba adalah penting agar memastikan fakta, data berdasarkan kondisi sesungguhnya.
Pengertian Kaizen
Kaizen berasal dari kata Kai artinya meningkat, Zen; lebih baik, secara umum filosofi yang mendefinisikan Kaizen adalah cara dalam meningkatkan nilai (value) dengan menghilangkan pemborosan (waste) termasuk muda, mura dan muri.Esensi metode Kaizen merupakan proyek kecil dalam upaya perusahaan untuk membangun kesuksesan dan kepercayaan diri pekerja, dan mengembangkan dasar peningkatan berdasarkan methodology ilmiah. Dimana penyelesaian permasalahan harus melibatkan karyawan dari berbagai level seperti penerapan 5S di tempat kerja, begitu juga dengan Kaizen.
Hubungan 5S dengan Kaizen memang tidak terpisahkan karena konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada urutan dan langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan fakta juga standarisasi kerja dengan melibatkan semua elemen tim kerja. Oleh karena itu podasi utama ketika perusahaan berusaha meningkatkan profit bisnis melalui penerapan lean management system, adabaiknya perkuat terlebih dahulu penerapan 5S di perusahaan yang kemudian diiringi aktivitas Kaizen 5S.
Post a Comment for "Hubungan 5S dengan Kaizen"