Pengertian Metode Kerja - Bukan hanya pada organisasi industri saja yang membutuhkan pelaksanaan metode kerja. Setiap organisasi perusahaan dipastikan melakukan praktek job method dalam pelaksanaan aktivitas keseharian pada perusahaan.
Hal ini dikarenakan metode kerja yang baik dan standar dapat membuat pekerja memahami dan mudah dalam mejalankan aktivitas kerja mereka.
Dibidang industri manufacturing, cara kerja yang standar dan efektif akan meningkatkan produktivitas perusahaan, baik itu produktivitas produksi maupun produktivitas kerja karyawan berupa kerja dengan penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu tanpa menghilangkan faktor kualitas kerja dan kualitas produk, jika pekerjaan tersebut menghasilkan produk.
Banyak cara dilakukan untuk membuat peroduktivitas perusahaan meningkat dengan melakukan inovasi maupun perbaikan secara berkala baik itu dari segi sumber daya maupun dari segi faktor pendukung lainnya, akan tetapi tidak sedikit pula cara yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tersebut malah berujung kepada menurunnya produktivitas.
Dalam tekanan yang kompetitif, setiap perusahaan berusaha agar tetap bertahan dan sangat besar harapan agar perusahaan berkembang dan mampu melewati persaingan yang kompetitif tersebut. Sebenarnya hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab bagi stakeholder perusahaan saja, tapi juga menjadi tanggung jawab seluruh karyawan dari perusahaan tersebut, asal perlu digarisbawahi bahwa ada rasa kepemilikan terhadap perusahaan oleh semua karyawan.
Hal ini yang menjadi landasan dasar penulis tertarik membahas tentang job method, karena dengan metode kerja yang baik dan mudah difahami oleh setiap karyawan, akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang baik pula.
Adakah kaitan sistem lean dengan job method ini?, Jawabannya ada kaitan antara job method dengan pelaksanaan lean, karena sistem lean memiliki fokus untuk menghilangkan setiap pemborosan yang terdapat dalam setiap segi aktifitas perusahaan, bukan hanya terhadap produksi saja.
Setiap metode kerja, umumnya dilakukan atau dibuat oleh orang yang terdapat pada area tersebut, seperti pengawas maupun supervisor atau level di atasnya, yang kemudian dibakukan menjadi standar operasional kerja atau SOP.
Tidak sedikit orang membuat SOP hanya berdasarkan pengalaman mereka tanpa juga melihat dari waktu yang dibutuhkan serta elemen-elemen kerja yang akan dijadikan standar kerja tersebut, disinilah peran sistem lean dalam pelaksanaan pembuatan metode kerja yang baik. Tidak sedikit pula metode kerja dalam perusahaan tidak berubah sama sekali dalam jangka waktu yang sangat lama, hal inilah yang menjadi salah faktor beberapa perusahaan tidak bisa bertahan.
Perkembangan dan perubahan setiap waktu menuntut perusahaan menemukan jalan untuk lebih sering melakukan perbaikan terutama di segi cara kerja yang baik untuk karyawannya. Perlu di perhatikan bahwa metode kerja, harus memiliki tujuan yaitu peningkatan produktivitas. Tidak sedikit yang menjadikan metode kerja hanya sebatas visual yang tidak diketahui dan diikuti oleh karyawan.
Cara kerja yang baik bisa didapat dari metode kerja yang simple dan mudah diikuti oleh karyawan dengan elemen-elemen yang sudah dilakukan analisa dan perhitungan waktu yang tepat tanpa melupakan VA, NVA dan NVAN dalam pembuatan metode kerja.
Kesuksesan dari segala peningkatan tergantung pada kemampuan kita untuk mengembangkan suatu sikap bertanya.
Seharusnya kita harus dengan bebas mempertanyakan semua rincian pekerjaan kita yang ingin kita tingkatkan. Pertanyaan yang umum ditanyakan untuk langkah awal membuat standar dalam pekerjaan:
Dari pertanyaan tersebutlah standar kerja yang dibuat harus dilakukan oleh pelaksanaa dari pekerjaan tersebut, karena dengan pertanyaan ini kita ingin menemukan jika ada suatu cara lebih baik untuk melakukan setiap detail.
Sebelum melakukan analisa, yang sangat diperlukan adalah mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk melakukan detail dari pekerjaan tersebut, dan waku yang ideallah yang akan dijadikan waktu standar dalam penentuan elemen pada pekerjaan tersebut.
Disini perlu peran seseorang yang sudah terbiasa dalam penentuan dan pengambilan waktu, dalam produksi biasanya pengambilan waktu dilakukan oleh industial engineer, pengambilan waktu bisa menggunakan alat bantu seperti stop watch, ataupun alat bantu lainnya.
Dalam penganalisaan elemen kerja yang kemudian dijadikan standar kerja, perlu dilakukan pengkajian secara terus menerus, pengkajian ini harus dilakukan seiring dengan perubahan perkembangan dalam sualu elemen kerja. Dalam lean manufacturing umum dikenal dengan continuous improvement, kesalahan yang fatal dalam penentuan standar kerja adalah membiarkan standar kerja tanpa revisi atau perbaikan.
Hal ini umum terjadi karena kita sudah merasa puas akan standar kerja yang telah dibuat, tanpa memikirkan perkebangan yang terjadi dalam setiap waktu. Setelah analisa dilakukan dengan waktu yang ideal, maka diperlukan pembuatan standar kerja secara legal atau standar yang benar-benar diakui dan diikui ileh setiap pekerja tanpa terkecuali.
Dalam pembuatan standar kerja tersebut yang sangat perlu diperhatikan adalah penggunaan bahasa yang singkat akan tetapi mudah difahami dan diartikan oleh setiap karyawan. Banyak sekali standar kerja dibuat dengan kalimat yang panjang dan menimbulkan multi tafsir saat pelaksanaannya, maka hal ini akan menimbulkan buruknya tingkat kerja karyawan dengan melakukan pekerjaan yang sama akan tetapi dilakukan dengan cara yang berbeda-beda.
Dalam pelatihan metode kerja, perusahaan sangat perlu menunjuk orang yang memiliki pemahaman dan pengalaman di bidang pekerjaan tersebut, karena pelatihan bukan tujuan hanya sebatas teoritikal saja akan tetapi dibutuhkan praktikal, dimana dalam pelatihan metode terbaik dalam bekerja perlu di informasikan dan dijelaskan ke peserta mengapa harus dilakukan langkah-langkah tersebut dengan memberikan penjelasan tentang dampak dari langkah-langkah tersebut, baik itu penjelasan dampak dari keselamatan kerja, kualitas hingga produktifitas.
Tidak sedikit dari perusahaan, kurang peduli tentang pelatihan seperti ini, dengan alasan tidak adanya waktu untuk pelatihan hingga tidak tersedianya tempat khusus untuk pelatihan semacam ini. Karena rasa ketakutan perusahaan akan turunnya produktivitas perusahaan, akan tetapi jika kita lihat dari segi jangka panjang.
Dengan melakukan sistem lean seperti ini, perusahaan memiliki investasi sangat besar terhadap sumber daya manusia, serta peningkatan produktivitas yang tinggi dan beranding terbalik dari rasa ketakutan tersebut. Karena dengan adanya karyawan yang terlatih, akan mengurangi tingkat pemborosan terhadap karyawan, seperti contoh untuk perusahaan manufaktur, akan berkurangnya tingkat pengerjaaan ulang / rework pada area produksi yang mengakibatkan butuhnya waktu lebih untuk melakukan pekerjaan ulang tersebut serta dibutuhkan sumber daya yang lebih pula, sedangkan untuk contoh perusahaan dibidang jasa lainnya akan berkurang atau hilangnya tingkat kesalahan yng akan megakibatkan ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan yang kita berikan karena pelanggan akan membutuhkan banyak waktu untuk mendapatkan service perusahaan.
Audit ini juga berfungsi sebagai perbaikan secara berkelanjutan, jika ditemukan ataupun jika ide masuk dari karyawan tentang metode baru dalam pelaksanaan proses kerja.
Jika metode tersebut terbukti mengurangi NVAN dan menghilangkan VA maka perlu dilakukan perubahan / revisi terhadap standar kerja yang telah dibuat. Hal ini mengikuti sistem lean pada praktek penyelesaian masalah dengan metode PDCA.
Jadi implementasi lean dapat dilakukan dan bukan hanya sebatas pengetahuan, teori ataupun sebatas alat yang menjadi penghias dalam perusahaan, akan tetapi komitmen pelaksanaan sistem lean yang ditujukan kepada setiap karyawan dengan harapan setiap karyawan memiliki metode kerja terbaik dalam pelaksanaan proses kerja mereka, dengan dilandasi rasa tanggung jawab atas pekerjaan dan juga keikutsertaan karyawan dalam mengeluarkan masukan pada setiap metode kerja yang terbaik dalam bekerja.
Dengan begitu setiap pekerja akan melakukan pekerjaan dengan usaha yang maksimal yang didasari oleh rasa kepemilikan akan perusahaan bukan rasa takut ataupun tertekan.
Demikian tulisan tentang Metode dan Cara Kerja, semoga bermanfaat.
Terimakasih kepada anda yang telah berkunjung ke blogcoretangw.blogspot.com, dan kami tunggu kunjungan anda kembali.
Jika anda suka ataupun merasa tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat disini.
Hal ini dikarenakan metode kerja yang baik dan standar dapat membuat pekerja memahami dan mudah dalam mejalankan aktivitas kerja mereka.
Dibidang industri manufacturing, cara kerja yang standar dan efektif akan meningkatkan produktivitas perusahaan, baik itu produktivitas produksi maupun produktivitas kerja karyawan berupa kerja dengan penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu tanpa menghilangkan faktor kualitas kerja dan kualitas produk, jika pekerjaan tersebut menghasilkan produk.
Banyak cara dilakukan untuk membuat peroduktivitas perusahaan meningkat dengan melakukan inovasi maupun perbaikan secara berkala baik itu dari segi sumber daya maupun dari segi faktor pendukung lainnya, akan tetapi tidak sedikit pula cara yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tersebut malah berujung kepada menurunnya produktivitas.
Dalam tekanan yang kompetitif, setiap perusahaan berusaha agar tetap bertahan dan sangat besar harapan agar perusahaan berkembang dan mampu melewati persaingan yang kompetitif tersebut. Sebenarnya hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab bagi stakeholder perusahaan saja, tapi juga menjadi tanggung jawab seluruh karyawan dari perusahaan tersebut, asal perlu digarisbawahi bahwa ada rasa kepemilikan terhadap perusahaan oleh semua karyawan.
Hal ini yang menjadi landasan dasar penulis tertarik membahas tentang job method, karena dengan metode kerja yang baik dan mudah difahami oleh setiap karyawan, akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang baik pula.
Adakah kaitan sistem lean dengan job method ini?, Jawabannya ada kaitan antara job method dengan pelaksanaan lean, karena sistem lean memiliki fokus untuk menghilangkan setiap pemborosan yang terdapat dalam setiap segi aktifitas perusahaan, bukan hanya terhadap produksi saja.
Setiap metode kerja, umumnya dilakukan atau dibuat oleh orang yang terdapat pada area tersebut, seperti pengawas maupun supervisor atau level di atasnya, yang kemudian dibakukan menjadi standar operasional kerja atau SOP.
Tidak sedikit orang membuat SOP hanya berdasarkan pengalaman mereka tanpa juga melihat dari waktu yang dibutuhkan serta elemen-elemen kerja yang akan dijadikan standar kerja tersebut, disinilah peran sistem lean dalam pelaksanaan pembuatan metode kerja yang baik. Tidak sedikit pula metode kerja dalam perusahaan tidak berubah sama sekali dalam jangka waktu yang sangat lama, hal inilah yang menjadi salah faktor beberapa perusahaan tidak bisa bertahan.
Perkembangan dan perubahan setiap waktu menuntut perusahaan menemukan jalan untuk lebih sering melakukan perbaikan terutama di segi cara kerja yang baik untuk karyawannya. Perlu di perhatikan bahwa metode kerja, harus memiliki tujuan yaitu peningkatan produktivitas. Tidak sedikit yang menjadikan metode kerja hanya sebatas visual yang tidak diketahui dan diikuti oleh karyawan.
Cara kerja yang baik bisa didapat dari metode kerja yang simple dan mudah diikuti oleh karyawan dengan elemen-elemen yang sudah dilakukan analisa dan perhitungan waktu yang tepat tanpa melupakan VA, NVA dan NVAN dalam pembuatan metode kerja.
Kesuksesan dari segala peningkatan tergantung pada kemampuan kita untuk mengembangkan suatu sikap bertanya.
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN METODE KERJA
Yang perlu dilakukan dalam pembuatan metode kerja, adalah:Banyak bertanya.
Orang-orang baru atau karyawan yang belum memiliki pengalaman dalam melakukan tugas yang diberikan bertanya untuk mendapatkan pengetahuan, akan tetapi banyak dari kita berhenti bertanya dalam waktu cepat, karena dengan berbagai macam alasan.Seharusnya kita harus dengan bebas mempertanyakan semua rincian pekerjaan kita yang ingin kita tingkatkan. Pertanyaan yang umum ditanyakan untuk langkah awal membuat standar dalam pekerjaan:
- Mengapa hal ini diperlukan?, disini kita menggali lebih dalam detail-detail yang perlu dari sesuatu yang tidak diperlukan (NVA) atau diragukan.
- Apa yang menjadi tujuan?, dengan pertanyaan ini kita dituntut untuk menemukan jika detailnya mempunyai suatu tujuan yang bermanfaat atau menambah mutu produk (VA).
- Dimana seharusnya dilaksanakan?, pertanyaan ini dikemukakan dengan tujuan untuk menemukan tempat terbaik melakukan masing-masing detail.
- Kapan sebaiknya dilakukan?, dengan pertanyaan ini, memiliki tujuan untuk menemukan waktu terbaik melakukan masing-masing detail.
- Siapa yang terbaik untuk melakukan itu?
- Siapakah yang terbaik untuk pekerjaan dari hal keterampilan? pengalaman? kekuatan fisik?
- Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya?
Dari pertanyaan tersebutlah standar kerja yang dibuat harus dilakukan oleh pelaksanaa dari pekerjaan tersebut, karena dengan pertanyaan ini kita ingin menemukan jika ada suatu cara lebih baik untuk melakukan setiap detail.
Lakukan analisa.
Jika kita telah melakukan hal atau langkah diatas maka perlu tidak lanjut berupa penganalisaan waktu pada setiap detail langkah-langkah pada pekerjaan tersebut, dengan tujuan untuk memaksimalkan tingkat waktu yang bernilai dalam setiap detail pekerjaan dan menghilangkan langkah yang tidak bernilai / pemborosan.Sebelum melakukan analisa, yang sangat diperlukan adalah mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk melakukan detail dari pekerjaan tersebut, dan waku yang ideallah yang akan dijadikan waktu standar dalam penentuan elemen pada pekerjaan tersebut.
Disini perlu peran seseorang yang sudah terbiasa dalam penentuan dan pengambilan waktu, dalam produksi biasanya pengambilan waktu dilakukan oleh industial engineer, pengambilan waktu bisa menggunakan alat bantu seperti stop watch, ataupun alat bantu lainnya.
Dalam penganalisaan elemen kerja yang kemudian dijadikan standar kerja, perlu dilakukan pengkajian secara terus menerus, pengkajian ini harus dilakukan seiring dengan perubahan perkembangan dalam sualu elemen kerja. Dalam lean manufacturing umum dikenal dengan continuous improvement, kesalahan yang fatal dalam penentuan standar kerja adalah membiarkan standar kerja tanpa revisi atau perbaikan.
Hal ini umum terjadi karena kita sudah merasa puas akan standar kerja yang telah dibuat, tanpa memikirkan perkebangan yang terjadi dalam setiap waktu. Setelah analisa dilakukan dengan waktu yang ideal, maka diperlukan pembuatan standar kerja secara legal atau standar yang benar-benar diakui dan diikui ileh setiap pekerja tanpa terkecuali.
Dalam pembuatan standar kerja tersebut yang sangat perlu diperhatikan adalah penggunaan bahasa yang singkat akan tetapi mudah difahami dan diartikan oleh setiap karyawan. Banyak sekali standar kerja dibuat dengan kalimat yang panjang dan menimbulkan multi tafsir saat pelaksanaannya, maka hal ini akan menimbulkan buruknya tingkat kerja karyawan dengan melakukan pekerjaan yang sama akan tetapi dilakukan dengan cara yang berbeda-beda.
Pelatihan.
Setelah analisa dan pembuatan kerja selesai, langkah selanjutnya adalah pelatihan terhadap level atasan atau pemilik area kerja, dengan tujuan agar dengan diadakannya pelatihan tersebut standar kerja dapat dikontrol oleh mereka. Dan juga dengan pelatihan yang dilakukan ke level pemilik area agar pemilik area dapat men-training anggota-anggotanya, dengan standar yang telah dibuat tadi.Dalam pelatihan metode kerja, perusahaan sangat perlu menunjuk orang yang memiliki pemahaman dan pengalaman di bidang pekerjaan tersebut, karena pelatihan bukan tujuan hanya sebatas teoritikal saja akan tetapi dibutuhkan praktikal, dimana dalam pelatihan metode terbaik dalam bekerja perlu di informasikan dan dijelaskan ke peserta mengapa harus dilakukan langkah-langkah tersebut dengan memberikan penjelasan tentang dampak dari langkah-langkah tersebut, baik itu penjelasan dampak dari keselamatan kerja, kualitas hingga produktifitas.
Tidak sedikit dari perusahaan, kurang peduli tentang pelatihan seperti ini, dengan alasan tidak adanya waktu untuk pelatihan hingga tidak tersedianya tempat khusus untuk pelatihan semacam ini. Karena rasa ketakutan perusahaan akan turunnya produktivitas perusahaan, akan tetapi jika kita lihat dari segi jangka panjang.
Dengan melakukan sistem lean seperti ini, perusahaan memiliki investasi sangat besar terhadap sumber daya manusia, serta peningkatan produktivitas yang tinggi dan beranding terbalik dari rasa ketakutan tersebut. Karena dengan adanya karyawan yang terlatih, akan mengurangi tingkat pemborosan terhadap karyawan, seperti contoh untuk perusahaan manufaktur, akan berkurangnya tingkat pengerjaaan ulang / rework pada area produksi yang mengakibatkan butuhnya waktu lebih untuk melakukan pekerjaan ulang tersebut serta dibutuhkan sumber daya yang lebih pula, sedangkan untuk contoh perusahaan dibidang jasa lainnya akan berkurang atau hilangnya tingkat kesalahan yng akan megakibatkan ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanan yang kita berikan karena pelanggan akan membutuhkan banyak waktu untuk mendapatkan service perusahaan.
Audit.
Audit perlu dilakukan untuk memastikan bahwa standar yang dibuat telah diikuti oleh setiap karyawan. Audit ini bisa dilakukan oleh level atas dari pemilik area kerja tersebut, hal itulah yang menjadi alasan kenapa dibutuhkan pelatihan kepada level atas pemilik area.Audit ini juga berfungsi sebagai perbaikan secara berkelanjutan, jika ditemukan ataupun jika ide masuk dari karyawan tentang metode baru dalam pelaksanaan proses kerja.
Jika metode tersebut terbukti mengurangi NVAN dan menghilangkan VA maka perlu dilakukan perubahan / revisi terhadap standar kerja yang telah dibuat. Hal ini mengikuti sistem lean pada praktek penyelesaian masalah dengan metode PDCA.
Jadi implementasi lean dapat dilakukan dan bukan hanya sebatas pengetahuan, teori ataupun sebatas alat yang menjadi penghias dalam perusahaan, akan tetapi komitmen pelaksanaan sistem lean yang ditujukan kepada setiap karyawan dengan harapan setiap karyawan memiliki metode kerja terbaik dalam pelaksanaan proses kerja mereka, dengan dilandasi rasa tanggung jawab atas pekerjaan dan juga keikutsertaan karyawan dalam mengeluarkan masukan pada setiap metode kerja yang terbaik dalam bekerja.
Dengan begitu setiap pekerja akan melakukan pekerjaan dengan usaha yang maksimal yang didasari oleh rasa kepemilikan akan perusahaan bukan rasa takut ataupun tertekan.
Demikian tulisan tentang Metode dan Cara Kerja, semoga bermanfaat.
Terimakasih kepada anda yang telah berkunjung ke blogcoretangw.blogspot.com, dan kami tunggu kunjungan anda kembali.
Jika anda suka ataupun merasa tulisan ini bermanfaat, silahkan bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat disini.
Tulisan terkait:
Post a Comment for "METODE KERJA"