PROBLEM SOLVING TOOLS

Langkah Dalam Penyelesaian Masalah - Dalam meningkatkan produktivitas pada perusahaan dibutuhkan langkah-langkah yang standar, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penyelesaian masalah yang terjadi dan berdampak kepada menurunnya produktifitas.


Dipraktekkannya sistem lean pada perusahaan, merupakan salah satu cara perusahaan dalam meningkatkan produktifitasnya. Lean yang berfokus kepada continuous improvement pada setiap lini dalam produksi dengan menghilangkan pemborosan serta menciptakan sesuatu yang bernilai sudah tentu harus di "jiwai" oleh setiap karyawan.


Penjiwaan tersebut berupa pola fikir dan keikutsertaan karyawan dalam melakukan kegiatan penghilangan pemborosan terutama pada area kerja masing-masing individu. Ada beberapa alasan mengapa dibutuhkan problem solving tools dalam menyelesaikan permasalahan di area kerja, dan setiap karyawan harus mengetahui dan mempraktekkannya.

Alasan / Tujuan Melakukan Penyelesaian Masalah

Setiap karyawan dituntut untuk melakukan penyelesaian masalah terhadap halangan yang timbul, dan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan dari produktivitas itu sendiri. Alasan mengapa hal ini harus dilakukan oleh setiap karyawan, adalah sebagai berikut:
  • Untuk Meningkatkan Kualitas, baik itu kerja maupun produk.
  • Mengurangi biaya, terutama biaya operasional atau produksi.
  • Meningkatkan Produktivitas, baik itu produktivitas kinerja manusia maupun mesin.
  • Meningkatkan Kepuasan terhadap pelanggan.

Dari tujuan-tujuan tersebut diatas, tidak akan bisa tercapai jika tidak adanaya komitmen perusahaan dalam mendukung karyawan untuk melakukan penyelesaian permasalahan di area kerja. Komitmet tersebut bisa berupa penyediaan pelatihan metodologi penyelesaian masalah hingga memfasilitasi karyawan dalam aktivitas penyelesaian masalah.

Tools Dalam Penyelesaian Masalah

Adapun beberapa tools yang harus dilakukan dalam penyelesaian masalah, seperti:

Brainstorming.

Brainstorming merupakan alat bantu yang digunakan untuk "memancing" ide dari setiap anggota tim yang dilakukan secara terstruktur dan sistematis.

Seperti diungkapkan oleh Alex F. Osborn, 1953 dalam bukunya yang berjudul Applied Imagination, bahwa tujuan dari melakukan brainstorming adalah:
  • Menemukan Solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi.
  • Untuk memanfaatkan Kreativitas dan Motivasi berpikir.
  • Menciptakan kesempatan untuk Mengungkapkan gagasan yang tidak tersalurkan.
  • Membuat gagasan dari beragam tanggung jawab dan pengalaman kerja.



Untuk mencapai tujuan dari brainstorming itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan baik oleh perusahaan maupun karyawan, diantaranya:
  • Tentukan Pertanyaan atau topik yang akan anda hadirkan kepada kelompok selama brainstorming.
  • Tetapkan Batas waktu yang sesuai / Target.
  • Pilih Peserta dari lima menjadi dua belas.
  • Rencanakan bagaimana anda akan Mencatat hasil sesi brainstorming.
  • Jelaskan apa yang akan anda lakukan dengan Data.
  • Pelajari dan dalami semua gagasan dan pastikan bahwa Gagasan itu jelas.



Jika anda melakukan brainstorming dalam setiap langkah menyelesaikan masalah, maka tim ataupun anda sendiri akan memperoleh kentungan berupa; Gambaran secara luas tentang gagasan dan permasalahan yang sedang ditangani, kesenangan dalam suasana tim, serta terciptanya kerjasama tim yang kuat.


Fishbone diagram.

Diagram ini biasa disebut dengan diagram sebab dan akibat, karena bentuknya seperti tulang ikan dengan kepala sebagai akibat yang ditimbulkan oleh penyebab-penyebab tertentu, dan penyebab-penyebab tersebut digambar menyerupai tulang ikan.


Faktor penyebab biasanya dispesifikasikan menjadi beberapa faktor, yaitu; Manusia, Metode atau Cara, Material, Mesin dan Lingkungan.


Diagram Cause and Effect ini pertama kali dikenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang.


Fishbone Diagram



Keuntungan maupun kemudahan yang bisa didapat dengan menggunakan fishbone diagram dalam penyelesaian masalah adalah:
  • Lebih Detail dan memecah permasalahan kepada sumber-sumber yang menyebakan terjadinya permasalahan tersebut.
  • Visual Hasil dan proses dalam kerja tim.
  • Pemahaman secara garis besar tentang Faktor penyebab masalah.
  • Road map untuk memverifikasi alur dalam setiap proses.
  • Mengikuti Keterkaitan dengan brainstorming yang dilakukan sebelumnya.



Flow charts.

Diagram aliran proses atau langkah sangat dibutuhkan saat anda telah menentukan fokus dari permasalahan tersebut, sehingga tim tidak salah dalam penyelesaian masalah. Adapun tujuan dari membuat diagram alur ini adalah ilustrasi visual dari urutan operasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas baik itu berupa gambar skematik proses untuk mengukur atau memperbaiki, titik awal untuk perbaikan proses, potensi kelemahan dalam proses pembuatan visual, dan gambar proses sebagaimana mestinya.


Sedangkan manfaat yang akan didapat oleh tim anda dengan mengimplementasikan flow charts ini adalah;
  • Mudah dalam Mengidentifikasi perbaikan proses.
  • Tim akan lebih Memahami dan Mengerti tentang setiap proses yang terdapat pada alur tersebut.
  • Akan tampak dengan jelas langkah-langkah non-nilai tambah/NVA yang harus dihilangkan.
  • Memperjelas Hubungan kerja antara orang dan organisasi.
  • Menargetkan langkah-langkah spesifik dalam proses perbaikan.
  • Digunakan untuk Perencanaan proses baru atau Pemeriksaan yang sudah ada (Standar).



Jika tim sudah mengerti tentang manfaat yang akan didapat dari aliran alur, untuk mengimplementasikan flow charts ini, anda bisa lakukan langkah-langkah berikut:


Jika anda menggunakan flow chart Top down:
  • Buatlah list/daftar dari langkah-langkah ataupun alur secara garis besar/umum.
  • Tulis daftar tersebut diatas Grafik.
  • Kemudian cantumkan dan Tulis sub-langkah-langkah dari langkah umum tersebut agar jelas dan terhubung.
Untuk memudahkan pemaparan langkah tersebut, berikut adalah contohnya:



Jika anda menggunakan flow chart Liner:
Manfaat yang bisa anda dan tim dapatkan adalah anda akan dapat munjukkan apa yang sebenarnya terjadi pada setiap langkah dalam prosesnya, apa yang terjadi bila peristiwa nonstandar terjadi, dan proses tampilan grafis untuk mengidentifikasi pemborosan pada alur tersebut.

Langkah yang harus dilakukan untuk membuat chart liner:
  • Tuliskan Langkah proses di dalam setiap Simbol.
  • Hubungkan Simbol dengan panah yang menunjukkan arah arus proses satu dengan lainnya.

Lembar pengecekan.Pengecekan

Lembar pengecekkan dibutuhkan dalam penyelesaian masalah karena lembar tersebut digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan dan mengatur data terukur atau dihitung, serta data yang terkumpul dapat digunakan sebagai input data untuk alat kualitas lainnya.
Dengan mengunakan lembar pengecekan ini anda dan tim akan bisa mumpulkan data secara sistematis dan teratur untuk mengetahui sumber masalah serta memudahkan klasifikasi data.

Histograms.Histogram chart




Dengan menggunakan serta membuat histogram, anda dan tim akan mengetahui penyebaran atau variasi satu set titik data dalam bentuk grafik dan ini berfungsi sebagai:
  • Alat agar anda memahami sekilas variasi yang ada dalam sebuah proses.
  • Bentuk histogram akan menunjukkan perilaku proses.
  • Alat untuk memberitahu anda untuk menggali lebih dalam untuk penyebab variasi yang tidak terlihat.
  • Bentuk dan ukuran dispersi akan membantu mengidentifikasi sumber variasi yang tersembunyi.
  • Untuk mengetahui kemampuan sebuah proses.
  • Titik awal untuk proses perbaikan.



Control charts.kontrol chart



Dengan membuat kontrol chart maka anda dan tim anda akan mudah dalam memprediksi hasil produk yang diharapkan. Adapun fungsi dan manfaat dari kontrol chart ini adalah;
  • Dapat dengan mudah untuk memprediksi proses di luar kendali dan di luar batasan dari spesifikasi yang telah ditentukan.
  • Untuk membedakan antara penyebab variasi yang spesifik dan dapat diidentifikasi.
  • Dapat digunakan untuk pengendalian proses statistik.



Kesimpulan: Dalam melakukan proses perbaikan, sangat diperlukan penggunaan beberapa alat dari penyelesaian masalah dengan tujuan agar permasalahan yang akan diselesaikan mengikuti metodologi serta alur yang tepat, sehingga solusi yang dihadirkan tepat pada sasaran.


Diperlukannya visual display dan visual control untuk memastikan setiap anggota tim mengerti dan memahami proses serta progress yang dihasilkan dari perbaikan yang sedang dilakukan.


Pada lean system, alat penyelesaian masalah ini harus benar-benar dipraktekkan dan digunakan sebagai salah satu measurement dari proses perbaikan yang sedang dilakukan. Proses perbaikan ini juga harus menggunakan PDCA Cycle yang artinya ketika proses perbaikan tidak menemukan solusi ataupun hambatan dan hasilnya belum mencapai dari target yang diinginkan, maka anda dan tim harus kembali lagi untuk melakukan brainstorming dan melakukan analisa kembali.


Demikian tulisan kami tentang Penyelesaian Masalah Tools. Semoga dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pelaksana lean terutama manufacturing serta pengunjung setia blogcoretangw.blogspot.com.
Kami ucapkan terimakasih telah menyediakan waktu untuk berkunjung serta membaca tulisan yang terdapat pada blogcoretangw.blogspot.com, jika ada pembahasan yang terlewatkan dari tulisan kami ataupun ada ide maupun masukkan yang terkait dengan tulisan kali ini, silahkan anda tulis pada kolom komentar yang terdapat pada blog ini.

Post a Comment for "PROBLEM SOLVING TOOLS"